Ini Strategi Menhub Antisipasi Arus Balik

Ilustrasi/dephub.go.id

Koran Sulindo – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan menyiapkan strategi bersama dengan pemangku terkait untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan pada arus balik Lebaran. Menurut Menhub, terdapat beberapa diskresi untuk menghadapi arus balik, salah satunya adalah mengatur penggunaan tempat istirahat (rest area). Pada masa arus mudik lalu, rest area menjadi salah satu penyebab terjadi permasalahan kepadatan lalu lintas.

“Saya mengimbau agar pemudik tidak melakukan pemberhentian di rest area, kalau tidak mendesak. Jika jarak tempuh mencapai enam jam dan kondisi badan atau tingkat kebugarannya maksimal maka mereka tidak perlu berhenti,” kata Menhub, di Jakarta, Sabtu (8/6/2019), melalui rilis media.

Diskresi lain adalah rekayasa lalu lintas melalui penerapan satu arah (one way) yang diberlakukan mulai Jumat (7/6/2019) kemarin, dari KM 414 Gerbang Tol Kalikangkung sampai dengan KM 70 GT Cikampek Utama.

Namun mulai hari ini, sistem satu arah (one way) akan diberlakukan mulai pukul 12.00 WIB, sedangkan lawan arus (contra flow) dari KM 61 sampai dengan KM 33 diberlakukan secara situasional.

Kebijakan Satu Arah ini berlaku selama 4 hari dari 7 Juni hingga 10 Juni 2019 dan bersifat situasional menyesuaikan kondisi lalu lintas.

“Harapan kita memang yang berangkat arus balik pada hari ini atau memang setelah tanggal 10 Juni, kita sangat menghindari tanggal 9 Juni karena sebagai puncak arus balik, cukup berbahaya kalau kita tidak lakukan secara intensif,” katanya.

Diskresi selanjutnya adalah merekomendasikan Gerbang Palimanan untuk ditiadakan atau dinonaktifkan jika panjang kemacetan sudah mencapai 3 kilometer. Menhub akan mengeluarkan surat edaran kepada kepolisian dan pemangku kepentingan terkait untuk melakukan diskresi tersebut.

“Kita akan koordinasikan insya Allah malam ini akan kita keluarkan semacam surat edaran, sehingga besok bisa berjalan. Ya kita memang tidak mengharapkan ada macet hingga tiga kilometer, tapi kita tidak ingin ambil risiko jika memang terjadi. Ini dilakukan sebagai langkah antisipasi,” kata Budi Karya.

Kereta Api

Menhub juga mengapresiasi kenaikan jumlah penumpang yang terakomodasi dengan moda transportasi kereta api oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam masa angkutan Lebaran ini.

“Saya mengapresiasi KAI yang bisa mengangkut penumpang banyak. Yakni lebih banyak 10 persen dari tahun lalu,” kata Budi Karya Sumadi, saat meninjau arus balik Lebaran 2019 di Stasiun Besar Madiun, Kota Madiun, Jawa Timur, Sabtu (8/6/2019), seperti dikutip antaranews.com.

Data PT KAI menyatakan jumlah penumpang yang diangkut kereta api pada masa angkutan Lebaran 2019 mencapai 3,6 juta orang. Angka tersebut naik 10 persen dari tahun 2018 yang hanya 3,3 juta penumpang.

Budi menilai kenaikan tersebut merupakan yang paling tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Sebab, biasanya kenaikan penumpang yang terakomodasi oleh PT KAI tidak lebih dari 5 persen setiap tahunnya.

“Ini kenaikan bisa tembus 10 persen. Berarti ada upaya untuk melakukan suatu rekayasa tertentu agar maksimalisasi ini bisa dilakukan,” katanya.

Kondisi tersebut juga didukung oleh minat masyarakat yang tinggi untuk menggunakan moda trasportasi kereta api dalam perjalanannya. Sebab, rata-rata nyaman, tepat waku, dan minim kecelakaan.

“Di Madiun sendiri tercatat juga meningkat 9 persen. Jadi kenaikan-kenaikan ini menandakan bahwa masyarakat itu makin ingin melakukan perjalanan dan Isya Allah hal itu salah satu tanda lebih makmur dan punya daya beli,” katanya.

Dalam kunjungan ke Stasin Madiun, Menhub didampingi oleh Menteri Kesehatan Nila Moeloek dan jajaran dari Kementeian Perhubungan dan Kesehatan.

Sebelum meninjau pelaksanaan arus balik di Stasiun Madiun, rombongan kedua menteri tersebut terlebih dulu meninjau layanan kesehatan di RSUD dr Soedono Kota Madiun.

“Fasilitas dan layanan kesehatan di RSUD dr Soedono Kota Madiun sudah bagus. Kami juga menghargai keteraturan dan kenyaman masa angkutan KA saat ini. Sangat prima, kelas ekonomi saja sudah di-AC,” kata Menteri Kesehatan Nila Moeloek.

Menhub Budi Karya Sumadi dan Menkes Nila Moeloek beserta rombongan dijadwalkan meninjau arus balik di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pertama, Budi Karya dan Nila Moeloek mengecek kesiapan arus balik di Stasiun Madiun dan dilanjutkan meninjau ke rest area KM 597 ruas Tol Ngawi-Kertosono.

Setelah Jatim, Menhub dan Menkes dijadwalkan meninjau arus balik di Jawa Tengah, yakni di Terminal Tingkir Salatiga dan mengecek Gerbang Tol Banyumanik, Semarang.

Angkutan Udara Turun 20-30 Persen

Sementara itu Kementerian Perhubungan mencatat transportasi udara selama mudik dan balik Lebaran 2019 secara nasional turun 20-30 persen dibanding Lebaran tahun lalu.

“Walaupun secara nasional semua bandara alami penurunan angkutan penumpang, tapi ada juga bandara yang justru naik seperti di Sorong dan Bali,” kata Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Polana Banguningsih Pramesti, saat meninjau Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (8/6/2019), seperti dikutip antaranews.com.

Penyebab turunnya penumpang angkutan udara adalah waktu liburan sekolah tahun 2019 yang tidak sama dengan tahun lalu. Sejumlah sekolah mengadakan ujian sekolah usai Lebaran, sehingga memungkinkan masyarakat tidak banyak yang bepergian menggunakan pesawat.

“Liburan sekolah tahun ini waktunya tidak bersamaan dengan liburan Lebaran seperti tahun lalu. Ini analisis saya,” katanya.

Bukan hanya penurunan penumpang saat arus mudik dan balik, penurunan secara nasional saat arus mudik balik 29 Mei-7 Juni 2019 juga dialami oleh pergerakan pesawat yang turun 22 persen, kargo turun 48 persen, dan bagasi turun 50 persen.

Kemenhub sedang mengevaluasi penyebab turunnya penumpang angkutan udara secara nasional apakah karena harga tiket mahal atau ada perpindahan menggunakan angkutan transportasi, khususnya di Pulau Jawa setelah ada tol TransJawa.

“Kemenhub sedang memetakan dan mengkaji semua perkembangan alat transportasi darat, laut dan udara. Dengan itu kita bisa tahu kenapa penumpang pesawat turun,” kata Polana.

Sementara itu GM Angkasa Pura I, Farid Indra Gunawan, mengatakan pergerakan pesawat dan penumpang di Sepinggan selama periode angkutan mudik dan balik mengalami penurunan cukup signifikan.

“Salah satu penyebabnya adalah telah beroperasinya Bandara Pranoto di Samarinda, sehingga penumpang bisa langsung terbang ke Sanarinda,” kata Farid.

Penumpang Angkutan Laut Naik

PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) menyatakan angkutan Lebaran dengan transportasi laut pada arus mudik 21 Mei hingga 4 Juni 2019 mengantar sebanyak 317.872 orang pemudik.

“Jumlah tersebut diprediksi lebih tinggi dari tahun lalu sebanyak 273.107 orang pemudik atau naik sebesar 16,39 persen,” kata Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni, Yahya Kuncoro, di Jakarta, Sabtu (8/6/2019), melalui rilis media.

Terdapat kenaikan penumpang dari 10 cabang yaitu Makasar dari 31.651 menjadi 46.334 pelanggan. Balikpapan 23.399 menjadi 39.849 pelanggan. Batam 20.545 menjadi 32.117 pelanggan. Selanjutnya, Jayapura 10.226 menjadi 16.013 pelanggan. Tanjung Priok 10.483 pelanggan menjadi 16.702 pelanggan , Sorong 12.527 pelanggan menjadi 17.343 pelanggan. Balawan dan Bau-bau tahun lalu tidak masuk 10 besar, namun tahun ini masuk dengan jumlah 16.702 pelanggan dan 14.601 pelanggan. Sementara Jayapura 10.226 menjadi 16.013 pelanggan.

Untuk puncak arus mudik terjadi pada H-6 (31/5) dengan jumlah penumpang mencapai 31.791 orang, sementara tahun lalu puncaknya terjadi pada H-5 dengan jumlah 31.307 orang atau naik sebesar 1 persen.

Pada saat puncak arus mudik seluruh penumpang terangkut dengan 26 kapal yang dioperasikan di seluruh nusantara. Seperti tahun sebelumnya, jumlah penumpang tertinggi masih dari Cabang Makasar tahun ini naik signifikan.

Arus balik sudah dimulai Jumat (7/6) dari sejumlah wilayah di tanah air. Puncak arus balik diperkirakan akan terjadi pada H+7 tanggal 13 Juni 2019.

Pelabuhan terpadat pada arus balik yang menjadi perhatian Pelni adalah Surabaya, Baubau, Makasar, Belawan, Semarang, Balikpapan, Sorong, Parepare, Batam dan Jayapura.

Daerah-daerah tersebut diperkuat tenaga pengamanannya ditambah dari TNI AL dan Polri sebanyak 80 orang di atas kapal dan 400 orang di pelabuhan-pelabuhan padat penumpang. [Didit Sidarta]