Suluh Indonesia – Penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia ditengarai segera memasuki babak baru. Setelah mengalami ledakan kasus Covid-19 akibat serbuan virus varian Delta, kebijakan PPKM membuat kurva kasus menjadi sedikit melandai.
Para pakar kesehatan pun mulai memberikan proyeksinya mengenai akhir pandemi Covid-19 di Indonesia. Salah satunya menyatakan, pandemi Covid-19 di Indonesia tidak akan berakhir dan tidak akan hilang begitu saja, tetapi berubah menjadi hiperendemik.
Hermawan Saputra dari Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) mengatakan, status hiperendemik mungkin membuat status pandemi Covid-19 Indonesia dicopot oleh WHO. Namun, itu tak berarti Covid-19 hilang dari Indonesia.
Nyatanya, WHO belum mencabut status pandemi global karena penyebaran Covid-19 di sejumlah negara masih kritis. Ini termasuk Indonesia, yang belum bisa mengendalikan penularan virus Covid-19 dengan baik, yang terlihat dari bertambahnya kasus positif dan kematian Covid-19 yang masih tinggi.
Di tengah kondisi demikian, menurut Hermawan, Indonesia akan memasuki periode hiperendemik ketika negara-negara lain sudah memasuki periode endemik. Kondisi ini berbeda dari negara lain yang dianggap telah memasuki periode endemik karena jumlah kasus Covid-19 di sana tinggi.
Hiperendemik bermakna, suatu penyakit akan bertahan di suatu wilayah dengan status risiko yang masih tinggi. Apalagi, untuk kasus kasus Covid-19, kini belum ditemukan obat dan vaksinnya. Indonesia pun belum mampu menanganinya secara mandiri baik dari sisi fasilitas maupun vaksinnya.
Baca juga: Jokowi: Pandemi seperti Api dan Kawah Candradimuka
Hiper bermakna sangat tinggi. Sementara endemi berarti keberadaan suatu penyakit secara konstan hanya di satu atau segelintir wilayah geografis. Umumnya, penyakit endemi sudah bisa dikendalikan dalam jangka waktu panjang. Karena itu, penularan penyakit endemi tak terlalu masif seperti pandemi.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), hiperendemik bisa diartikan sebagai kemunculan suatu penyakit secara terus-menerus dengan intensitas tinggi dan berlebihan di suatu wilayah geografis tertentu.
Selain kemunculan suatu penyakit dengan intensitas tinggi di wilayah tertentu, hiperendemik juga bisa berarti sebagai kemunculan penyakit yang sama di setiap usia yang berbeda-beda.
Tapi, menurut Institut Robert Koch di Jerman, kondisi hiperendemik tak selalu terkait tingkat kejadian tinggi. Bisa jadi angka kejadian relatif rendah, tapi memiliki risiko infeksi tinggi.
Indonesia disebut mengalami hiperendemik ketika penyakit akibat Covid-19 ada di mana-mana, dengan tingkat endemisitas tinggi secara musiman, sementara kekebalan tidak berhasil mencegah efek penyakit untuk semua kelompok umur. [AT]