Ilustrasi: Bantuan kemanusia Indonesia untuk Rakhine State di Myanmar./kemenlu.go.id

Koran Sulindo – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Indonesia memilih untuk mengambil langkah konstruktif membantu Myanmar dalam menciptakan perdamaian, stabilitas, dan pembangunan di Rakhine State.

“Indonesia berkomitmen  terus membantu Myanmar dalam jangka menengah dan panjang, khususnya dalam bidang pendidikan, kesehatan, pertanian, kewirausahaan, demokrasi, dan tata kelola pemerintahan,” kata Menlu, saat menyerahkan bantuan kemanusiaan Indonesia untuk masyarakat Rakhine State, Sabtu (21/1).

Menlu mengharapkan bantuan itu dapat dinikmati oleh seluruh komunitas di Rakhine State, khususnya Komunitas Muslim.

Presiden Joko Widodo melepas secara langsung pengiriman bantuan tersebut dari pelabuhan Tanjung Priok pada 29 Desember 2016 lalu. Bantuan itu terdiri atas 10 kontainer yang berisi mie instan, tepung gandum, makanan balita, dan sarung.

“Dalam waktu 2 bulan saya telah bekunjung ke Myanmar 3 kali tidak saja untuk ketemu dengan State Counselor Daw Aung San Suu Kyi, namun juga bicara dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mengatahui cara terbaik membantu Rakhine State”, tutur Menlu RI.

Bantuan diterima oleh Menteri Kesejahteraan Sosial Myanmar Dr Win Myat Aye dan disaksikan oleh Menteri Utama Rakhine U Nyi Pu.

“Pemerintah dan rakyat Myanmar sangat berterima kasih dan menghargai bantuan dan kemanusiaan dan konsistensi Indonesia dalam mendukung Myanmar,” kata Menteri Aye.

Sekolah

Selain itu Retno juga meresmikan 2 sekolah di Sittwe yang dibangun dari donasi masyarakat Indonesia. Menlu juga mengunjungi Indonesian International School Yangon, dan disambut siswa SD, SMP dan SMA dari 34 negara. Sekolah ini berdiri sejak 1967 dan kini memiliki 549 siswa.

Selama kunjungan 2 hari itu, Retno juga telah melakukan serangkaian pertemuan pada Jum’at siang (20/1) dengan Permanent Secretary Kementerian Luar Negeri Myanmar, Kepala Perwakilan UNHCR dan UNDP, serta Anggota Advisory Commission on Rakhine State.

OKI

Sebelum ke Myanmar, Retno menghadiri Sidang Istimewa Tingkat Menteri OKI di Kuala Lumpur yang membahas isu Rakhine State.

“Hanya dengan mengambil langkah konstruktif dan inklusif, OKI dapat berkontribusi dalam membuat situasi di Rakhine State lebih baik,” kata Retno dalam sidang itu.

Menlu juga menegaskan pentingnya Pemerintah Myanmar untuk terus menghormati dan melindungi HAM bagi semua komunitas di Rakhine State.

Indonesia berhasil mendorong Myanmar mengadakan pertemuan Menlu ASEAN Retreat pada Desember 2016 lalu. Pertemuan itu memaksa Myanmar membuka akses bantuan kemanusiaan dari ASEAN ke Rakhine State, membuka akses ke media secara bertahap, dan memberi perkembangan berkala situasi di Rakhine State kepada para Menlu ASEAN.

Indonesia juga mengirim tim interfaith dialogue untuk membantu membangun kepercayaan pada akar rumput antara komunitas Buddha dan Islam di Rakhine State. [Kemenlu.go.id/DAS]