Koran Sulindo – Peningkatan pembangunan infrastruktur pada pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla rupanya berbuah manis. Indeks daya saing Indonesia pada 2016 menyodok ke posisi 60 dari sebelumnya peringkat ke-90 pada 2011.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, data indeks saing infrastruktur itu dikeluarkan Global Competitiveness Index. Pembangunan infrastruktur disebut sebagai pilihan yang logis dan strategis untuk mengejar ketertinggalan Indonesia.
“Pemerintah menyadari kebutuhan wilayah atas infrastruktur sangat tinggi,” kata Basuki seperti dikutip Kompas.com pada Kamis (10/8).
Sebanyak 35 wilayah pengembangan strategis (WPS) dicanangkan untuk meningkatkan daya saing serta mengurangi kesenjangan antar-wilayah. Yang menjadi substansi pembangunan adalah memadukan antara pengembangan wilayah dengan market driven, mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan, serta memfokuskan pengembangan infrastruktur menuju wilayah strategis.
Karena itu, kata Basuki, perlunya memadukan perencanaan antara infrastruktur dengan pengembangan kawasan strategis dalam WPS dan sinkronisasi program antar-infrastruktur. Setidaknya ada empat subsektor proyek infrastruktur yang didorong pemerintah yakni konektivitas, ketahanan air dan pangan, perumahan, serta infrastruktur pemukiman.
Untuk konektivitas meliputi pembangunan 1.851 kilometer jalan tol, pembangunan 2.650 kilometer jalan baru dan 30 kilometer pembangunan jembatan baru. Panjang jalan tol yang telah dioperasikan mencapai 568 kilometer pada 2017.
Sementara untuk ketahanan air dan pangan meliputi pembangunan 65 waduk dan bendungan serta satu juta hektar pembangunan jaringan irigasi baru. Data Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR menunjukkan target penyelesaian bendungan mencapai 29 unit pada 2019. Kini sudah selesai tujuh dari jumlah target yang ditentukan.
Untuk pembangunan sejuta rumah setiap tahunnya belum ada yang pernah mencapai target. Pada 2015, baru 699.770 unit rumah yang terbangun, sedangkan tahun 2016 baru 805.169 unit. Pembangunan jaringan irigasi baru, saat ini baru 26,55 persen yang telah terbangun dari target satu juta hektar. [KRG]