Ilustrasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) - bisnis.com
Ilustrasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) - bisnis.com

Anak berpotensi mengalami komplikasi berat akibat Covid-19 termasuk varian Omicron, yaitu sindrom peradangan multi sistem pada anak-anak (MIS-C) dan komplikasi long COVID-19. Karena penyebarannya semakin cepat termasuk pada kelompok rentan (lansia dan anak), masyarakat dihimbau lebih waspada.

“Kalau sudah ketemu pasiennya itu, kasihan sekali. Saya di kardiologi anak, anak-anak dengan MIS-C itu kontraksi jantungnya sangat lemah, bisa gagal jantung,” tutur Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso. Ia juga menyarankan pemerintah untuk memberlakukan mekanisme buka tutup sekolah sebagai upaya pencegahan varian Omicron menulari anak-anak.

Kekhawatiran akan menyebarnya Covid-19 termasuk varian Omicron melalui kegiatan pembelajaran tatap muka 100 persen mendorong IDAI menyurati beberapa kementerian terkait. Surat itu berisi permohonan kepada pemerintah untuk mengevaluasi kembali berjalannya pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.

IDAI bersama organisasi profesi sejenis yaitu PDPI, PAPDI, PERKI dan PERDATIN, mengirimkan surat pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Dalam Negeri pada Kamis (13/1). Piprim berharap agar surat tersebut segera mendapatkan jawaban dari kementerian terkait agar segera ada tindak lanjut.

Sebelumnya sejumlah sekolah telah melakukan penghentian sementara kegiatan PTM di sekolah akibat ditemukannya kasus Covid-19 pada anak, selain itu ditemukan juga kasus dengan varian Omicron.

IDAI menilai mulai ditemukannya kasus Covid-19 di sekolah saat pelaksanaan PTM 100 persen disebabkan anak-anak usia 11 tahun ke bawah belum bisa menerapkan protokol kesehatan sepenuhnya, selain itu anak juga belum menerima vaksinasi lengkap.

Menurut keterangan Piprim ada laporan dari beberapa negara adanya peningkatan jumlah infeksi akibat varian Omicron dibandingkan dengan varian Covid-19 lainnya. Bahkan anak-anak yang terinfeksi itu sampai memerlukan rawat inap di rumah sakit.

Berdasarkan temuan lembaga Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, ditemukan MIS-C atau Multisystem Inflammatory Syndrome in Children, yaitu kumpulan sindrom akibat COVID-19 pada anak-anak. Meski belum ditemukan penyebab utamanya, MIS-C pada pasien dapat berakibat fatal. [DES]