Korea Utara melakukan uji coba nuklir [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Kendati di bawah pengawasan dan tekanan ketat dari Amerika Serikat (AS), Republik Demokratik Rakyat Korea atau Korea Utara masih menjalankan aktivitas nuklirnya. Pernyataan itu disampaikan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) yang melihat adanya aktivitas di fasilitas nuklir utama Korea Utara.

Kepala IAEA, Yukiya Amano mengatakan, fasilitas nuklir utama Korea Utara itu berada di Yongbyon yang kini sedang membangun komponen reaktor nuklir untuk bom. Padahal, pertemuan tingkat tinggi pemimpin Korea Utara dan Amerika Serikat (AS) pada Juni lalu sepakat untuk melaksanakan denuklirisasi di Semenanjung Korea.

Memang ada beberapa langkah konkret yang dilakukan sejak pertemuan antara Kim Jong Un dan Donald Trump. Terutama tahap-tahapan penutupan fasilitas nuklir Korea Utara secara menyeluruh. Akan tetapi, itu tidak bisa dijalankan mengingat sanksi kepada Korea Utara tidak akan dicabut sebelum benar-benar penutupan fasilitas nuklir secara menyeluruh itu dilakukan. Dan tentu saja Korea Utara menolak permintaan AS itu.

Seperti yang dilaporkan Channel News Asia, IAEA lewat Amano melaporkan kegiatan pabrikasi komponen reaktor nuklir Yongbyon yang dilakukan seca konsisten. Komponen-komponen reaktor nuklir itu kemungkinan akan dipindahkan ke dalam gedung.

IAEA disebut tidak punya akses ke Korea Utara sejak 2009 terutama untuk memantau kegiatan atau aktivitas pembangunan senjata nuklir. Mereka hanya dapat mengamatinya lewat pencitraan satelit yang tentu saja membutuhkan verifikasi faktual.

Korea Utara terus mengembangkan pembangunan senjata nuklirnya terutama di Sungai Kuryong yang pasokan airnya ditingkatkan untuk mendinginkan reaktor nuklir yang memiliki kapasitas produksi sebesar 5 megawatt. Laporan IAEA itu, menurut Amano, juga merujuk kepada pertemuan antara Korea Utara dan Korea Selatan pada September lalu yang menyatakan kesiapannya untuk menutup secara permanen fasilitas nuklirnya di Yongbyon jika AS merespons permintaan mereka.

Amano merujuk pada pertemuan antara Korea Utara dan Korea Selatan pada bulan September di mana Korea Utara menyatakan kesiapannya untuk mengambil tindakan termasuk pembongkaran permanen fasilitas nuklir utamanya di Yongbyon jika ada tindakan yang tidak ditentukan dari Amerika Serikat.

Terlepas dari laporan tahunan tentang perkembangan Korea Utara, IAEA biasanya tidak memberikan komentar atas apa yang dilihatnya di sana. Dengan demikian, pernyataan Amano itu berarti untuk memberi gambaran bahwa aktivitas pembangunan senjata nuklir Yongbyon, Korea Utara terus berlanjut. [KRG]