Hubungan Indonesia dan India Sejak Abad ke-1 Masehi

Candi Wringin Lawang, Gerbang Masuk Kerajaan Majapahit. (foto: Sulindo)

Koran Sulindo – Hubungan antara Indonesia dan India telah berlangsung sejak abad ke-1 Masehi, dan terus berkembang hingga hari ini. Koneksi historis antara kedua negara ini bukan hanya didorong oleh letak geografis dan kebutuhan ekonomi, tetapi juga karena kesamaan dalam aspek sejarah, adat istiadat, dan aktivitas perdagangan yang berlangsung selama berabad-abad.

Bahkan, dalam epos kuno India, Ramayana, disebutkan bahwa salah satu Jenderal Rama, yaitu Sugriwa, mengirim anak buahnya ke Pulau Jawa (Yawadvipa) untuk mencari Shinta. Kisah ini menjadi bukti bahwa hubungan kedua wilayah sudah terjalin sejak masa lampau.

Berikut ini beberapa penyebab utama dari hubungan antara Indonesia dan India pada abad ke-1 Masehi:

1. Perdagangan
Perdagangan adalah salah satu faktor utama yang menghubungkan Indonesia dan India sejak abad pertama. Pada masa tersebut, perdagangan laut sudah berkembang pesat dan melibatkan banyak negara, termasuk China dan India.

Indonesia, yang terletak di posisi strategis antara Asia Timur dan Asia Selatan, menjadi jalur penting dalam perdagangan maritim. Keberadaan berbagai komoditas berharga, terutama rempah-rempah seperti cengkeh, pala, dan kayu manis, menjadikan Indonesia tujuan utama para pedagang dari India dan negara lainnya.

Pedagang India tidak hanya membawa barang dagangan tetapi juga teknologi dan budaya mereka. Hubungan ekonomi ini kemudian berkembang menjadi hubungan sosial dan budaya, yang memengaruhi pola kehidupan masyarakat di wilayah Nusantara.

2. Penyebaran Agama
Selain perdagangan, penyebaran agama menjadi salah satu penyebab utama adanya hubungan erat antara Indonesia dan India. Para pedagang India yang datang ke Nusantara turut serta dalam penyebaran agama-agama besar seperti Hindu dan Buddha.

Agama-agama ini kemudian diadopsi oleh kerajaan-kerajaan di Indonesia, yang juga mengirim para pangeran dan raja-raja untuk belajar ke India. Agama Hindu dan Buddha berkembang pesat di Indonesia, terlihat dari berdirinya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha seperti Kerajaan Kutai, Tarumanegara, dan Sriwijaya.

Tak hanya itu, pada periode berikutnya, agama Islam juga mulai menyebar di Indonesia melalui pedagang dari India. Penyebaran agama-agama ini membawa dampak besar terhadap perkembangan kebudayaan, arsitektur, dan sistem pemerintahan di Nusantara.

3. Kebudayaan
Pertukaran budaya antara India dan Indonesia berlangsung sangat intens melalui aktivitas perdagangan dan penyebaran agama. Pengaruh budaya India dapat dilihat dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk adat istiadat, bahasa, dan arsitektur.

Dari segi bahasa, banyak kosakata bahasa Sanskerta yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, terutama dalam istilah keagamaan, pemerintahan, dan budaya. Karya sastra epik India seperti Ramayana dan Mahabharata juga sangat populer di Indonesia, dan menjadi bagian dari tradisi kesenian Indonesia, seperti Sendratari Ramayana yang hingga kini masih dipentaskan di Candi Prambanan pada malam bulan purnama.

Pengaruh arsitektur India juga terlihat dalam beberapa bangunan bersejarah di Indonesia. Gaya arsitektur Mughal dari India, misalnya, memengaruhi desain Masjid Raya Baiturrahman di Aceh dan Masjid Raya Medandi Sumatera Utara. Bangunan-bangunan ini mencerminkan hubungan erat antara kedua negara dalam hal seni dan arsitektur.

Hubungan antara Indonesia dan India sejak abad ke-1 Masehi dibangun atas dasar perdagangan, penyebaran agama, dan pertukaran budaya. Pengaruh India di Indonesia tidak hanya tercermin dalam aktivitas ekonomi tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari agama hingga budaya, bahasa, dan arsitektur. Hubungan ini menciptakan fondasi kuat yang terus berkembang hingga hari ini, menjadikan kedua negara ini sebagai mitra penting di kawasan Asia. [UN]