Selebaran yang didistribusikan oleh kelompok supremasi kulit putih Amerika yang mempromosikan Holocaust Denial. (Sumber: ADL)
Selebaran yang didistribusikan oleh kelompok supremasi kulit putih Amerika yang mempromosikan Holocaust Denial. (Sumber: ADL)

Holocaust merupakan penganiayaan dan pembunuhan sistematis yang dilakukan oleh Nazi Jerman dan sekutu-sekutunya terhadap enam juta orang Yahudi Eropa. Tindakan ini didasari oleh antisemitisme, yaitu kebencian atau prasangka buruk terhadap orang Yahudi.

Meskipun terdapat banyak bukti tentang Holocaust, seperti puluhan ribu tahanan yang selamat dari kamp konsentrasi serta temuan berbagai laporan, memoar, dokumen, buku harian, foto, dan benda-benda lainnya, masih ada orang dan organisasi yang menyangkal bahwa bencana kemanusiaan ini pernah terjadi.

Holocaust Denial

Merangkum dari situs International Holocaust Remembrance Alliance (IHRA), Holocaust Denial adalah wacana dan propaganda yang menyangkal realitas historis dan luasnya pemusnahan orang Yahudi oleh Nazi dan kaki tangannya selama Perang Dunia 2. Penyangkalan ini secara khusus merujuk pada setiap upaya untuk mengklaim bahwa Holocaust/Shoah tidak terjadi.

Holocaust Denial dalam berbagai bentuknya merupakan ekspresi antisemitisme sekaligus upaya untuk membebaskan Sosialisme Nasional dan antisemitisme dari rasa bersalah atau tanggung jawab atas genosida terhadap orang Yahudi.

Bentuk-bentuk Holocaust Denial mencakup menyalahkan orang-orang Yahudi atas tuduhan membesar-besarkan atau menciptakan Holocaust demi keuntungan politik atau finansial. Tindakan ini dapat menimbulkan kesan seolah-olah Holocaust merupakan hasil konspirasi yang direncanakan oleh orang-orang Yahudi.

Jadi pada dasarnya, Holocaust Denial bertujuan untuk menyalahkan orang-orang Yahudi agar antisemitisme kembali menjadi sah. Tindakan-tindakan yang termasuk dalam hal ini disebut sebagai Distorsi Holocaust, antara lain:

1. Upaya yang disengaja untuk memaafkan atau meminimalkan dampak Holocaust atau elemen utamanya, termasuk kaki tangan dan sekutu Nazi Jerman
2. Pengurangan jumlah korban Holocaust secara besar-besaran, yang bertentangan dengan sumber yang dapat dipercaya
3. Upaya untuk menyalahkan orang Yahudi karena menyebabkan genosida mereka sendiri
4. Pernyataan yang menggambarkan Holocaust sebagai peristiwa sejarah yang positif. Pernyataan tersebut mungkin menunjukkan bahwa Holocaust tidak cukup jauh dalam mencapai tujuannya, yaitu “Solusi Akhir untuk Masalah Yahudi”
5. Upaya untuk mengaburkan tanggung jawab atas pembentukan kamp konsentrasi dan kamp kematian yang dirancang dan dioperasikan oleh Nazi Jerman dengan menyalahkan negara atau kelompok etnis lain.

Penyebab Timbulnya Holocaust Denial

Melansir dari Museum of Tolerance, para penyangkal Holocaust berpendapat bahwa Nazi Jerman adalah korban konspirasi yang dirancang oleh negara-negara Sekutu selama Perang Dunia 2. Mereka berpendapat bahwa AS dan Inggris mengarang cerita kekejaman Nazi untuk menutupi kejahatan perang mereka sendiri.

Para penyangkal menuduh orang-orang Yahudi bergabung dalam konspirasi tersebut untuk memangsa simpati dunia dan memeras uang dari Jerman pascaperang agar bisa mendirikan Negara Israel. Para pemimpin Arab terkadang menggunakan Holocaust Denial dalam upaya mendelegitimasi keberadaan Negara Israel.

Pada tingkat tertentu, para revisionis Holocaust mengklaim bahwa Holocaust adalah sebuah pernyataan berlebihan, jika bukan tipuan belaka. Banyak yang berpendapat bahwa niat Hitler adalah damai, dan bahwa penjahat sebenarnya selama Perang Dunia 2 adalah Presiden AS Franklin D. Roosevelt, Perdana Menteri Inggris Winston Churchill, dan orang-orang Yahudi.

Sebagian besar penyangkal Holocaust ingin menghapus noda Nazisme untuk menjadikan ideologi tersebut sebagai alternatif politik yang dapat diterima saat ini.

Untuk memuluskan niat jahat tersebut, banyak dari mereka menyamar sebagai pencari kebenaran sejarah, namun hampir tidak ada satupun di antara mereka yang merupakan sejarawan. Klaim mereka didasarkan pada penelitian yang cacat, pernyataan yang bias, dan bukti yang sengaja dipalsukan.

Holocaust Denial bahkan berakar lebih jauh, langsung dari Nazi sendiri. Melansir dari situs Auschwitz-Birkenau, Nazi Jerman melakukan segala yang mereka bisa untuk menyembunyikan fakta tentang pemusnahan dari publik internasional, negara sekutu, negara netral, dan calon korban. Ini telah berlangsung sejak awal perang.

Pertama, Nazi membatasi catatan tertulis mengenai kejahatan mereka seminimal mungkin. Kedua, mereka memalsukan catatan hingga tingkat yang dibutuhkan oleh teknis dan organisasi. Ketiga, mereka menghancurkan dokumen, peralatan pembunuh massal, dan melikuidasi ribuan tahanan Auschwitz yang berpotensi menjadi saksi.

Museum of Tolerance juga menyebut bahwa kata “Evakuasi” telah menjadi kata sandi Nazi untuk pembunuhan terhadap orang-orang Yahudi. Ini terutama terlihat selama pemberlakuan Program Eutanasia Nazi. Istilah “Pemukiman kembali” pun umum digunakan untuk menggambarkan deportasi orang Yahudi ke kamar gas.

Penyangkalan dan pemutarbalikan fakta tentang Holocaust merupakan tindakan manipulatif yang tidak dapat dibenarkan. Ini karena upaya-upaya tersebut semakin melukai para penyintas dan mereka yang kehilangan orang terkasih akibat pembunuhan massal Nazi. Kita dan generasi di masa depan tidak boleh melupakan atau memanipulasi sejarah. [BP]