Hoarding Disorder: Mengenal Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

hoarding disorder. (doc.net)

Apa Itu Hoarding Disorder?

Hoarding disorder adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan untuk membuang atau berpisah dengan harta benda karena kebutuhan yang dirasakan untuk menyelamatkan benda-benda tersebut. Pengidap gangguan ini merasa kesulitan untuk menyingkirkan barang-barang tersebut.

Hoarding disorder seringkali membuat rumah menjadi sempit karena penuh dengan barang-barang yang tidak diperlukan. Meski dalam beberapa kondisi hal ini tidak berdampak pada kehidupan sehari-hari, namun pada banyak kasus, kondisi ini bisa memengaruhi fungsi kehidupan sehari-hari.

Sebuah video viral yang diunggah oleh akun TikTok @martasiahaan98 baru-baru ini telah memicu perbincangan di media sosial, mengungkapkan kondisi memprihatinkan dari sebuah kos-kosan yang terendam banjir dan dipenuhi sampah serta barang barang lain yang menumpuk, yang diduga disebabkan oleh perilaku Hoarding Disorder (gangguan menimbun barang) seorang penghuni di salah satu kamar kos-kosan tersebut.

Penyebab Hoarding Disorder

Tidak jelas apa yang menyebabkan hoarding disorder. Bisa jadi kondisi ini disebabkan oleh faktor genetik, gangguan fungsi otak, atau peristiwa kehidupan yang penuh tekanan.

Faktor Risiko Hoarding Disorder
1. Kepribadian : Banyak orang yang memiliki gangguan ini memiliki temperamen ragu-ragu atau plin-plan.
2. Sejarah Keluarga : Kondisi ini bisa terjadi atau menurun dalam keluarga. Jadi, jika kamu memiliki orang tua yang memiliki gangguan ini, kamu atau saudara kandungmu juga mungkin mengalaminya.
3. Stres dalam Kehidupan : Peristiwa kehidupan yang penuh tekanan dapat menyebabkan seseorang mengidap gangguan ini. Beberapa orang dengan hoarding disorder mengalami gangguan penimbunan setelah mengalami peristiwa kehidupan yang penuh tekanan yang sulit mereka atasi, seperti kematian orang yang dicintai, perceraian, penggusuran, atau kehilangan harta benda.

Gejala Hoarding Disorder
1. Menyimpan Barang yang Tidak Dibutuhkan: Pengidap menyimpan barang-barang secara berlebihan sampai tidak ada lagi ruang di rumahnya.
2. Kesulitan Berpisah dengan Barang: Mengalami kesulitan untuk membuang barang-barangnya karena merasa sayang.
3. Merasa Perlu Menyimpan Barang: Merasa kesal dengan pemikiran untuk membuang barang-barang tersebut.
4. Kekacauan di Rumah: Mengalami kekacauan di mana tidak ada lagi ruang untuk menyimpan barang-barang.
5. Masalah Kepribadian: Memiliki kecenderungan keragu-raguan, perfeksionisme, penghindaran, penundaan, dan masalah dengan perencanaan dan pengorganisasian.
6. Konflik Sosial: Mengalami konflik dengan orang lain yang mencoba mengurangi atau menghilangkan kekacauan dari rumah.
7. Rasa Aman: Merasa aman ketika dikelilingi oleh barang-barang timbunan tersebut.

Diagnosis Hoarding Disorder

Orang dengan gangguan ini sering kali tidak mencari pengobatan, melainkan karena masalah lain seperti depresi atau gangguan kecemasan. Untuk membantu diagnosisnya, seorang profesional kesehatan mental akan melakukan evaluasi psikologis.

Mereka mungkin akan bertanya tentang kebiasaan memperoleh dan menyimpan barang, serta mungkin meminta izin untuk berbicara dengan kerabat dan teman, serta melihat gambaran rumah atau ruangan tempat menyimpan barang-barang.

Untuk diagnosis medis, profesional kesehatan mental akan menggunakan kriteria untuk hoarding disorder yang tercantum dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association.

Pengobatan Hoarding Disorder

Pengobatan gangguan penimbunan dapat menjadi tantangan karena banyak orang tidak menyadari dampak negatif dari penimbunan pada kehidupan mereka. Mereka juga tidak percaya bahwa mereka membutuhkan pengobatan.

Perawatan utama untuk gangguan ini adalah terapi perilaku kognitif (CBT). Obat-obatan dapat diberikan sebagai pengobatan tambahan jika pengidapnya juga mengalami kecemasan atau depresi.

Sebagai bagian dari terapi perilaku kognitif, pengidap hoarding disorder dapat melakukan beberapa hal, seperti:
– Belajar mengidentifikasi dan menantang pemikiran dan keyakinan yang terkait dengan memperoleh dan menyimpan barang.
– Belajar untuk menahan keinginan untuk menyimpan lebih banyak barang.
– Belajar untuk mengatur dan mengkategorikan harta benda untuk membantu memutuskan mana yang harus dibuang.
– Meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan dan sistem koping.
– Merapikan rumah secara rutin.
– Mengurangi isolasi dan meningkatkan keterlibatan sosial dengan kegiatan yang lebih bermakna.
– Menghadiri terapi keluarga atau kelompok.
– Melakukan kunjungan berkala atau perawatan berkelanjutan untuk membantu mempertahankan kebiasaan sehat.

Komplikasi Hoarding Disorder

Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi pada masalah relasi, aktivitas sosial, pekerjaan, dan area penting lainnya. Konsekuensi potensial dari hoarding disorder akan berdampak pada masalah kesehatan dan keselamatan, seperti bahaya kebakaran, bahaya tersandung, dan masalah kebersihan.

Sayangnya, masih sangat sedikit pemahaman mengenai penyebab kondisi ini. Alhasil, ini membuatnya sulit dicegah. Namun, seperti banyak kondisi kesehatan mental, mendapatkan perawatan ketika ada gejala awal dapat membantu mencegah penimbunan menjadi lebih buruk. [UN]