Hindari Tsunami, Warga Pulau Sebesi Minta Relokasi

Presiden Jokowi meninjau lokasi yang terkena dampak bencana tsunami Selat Sunda, di Rajabasa, Lampung Selatan, Rabu (2/1) siang. (Foto: Setpres)

Koran Sulindo – Korban tsunami Selat Sunda yang tinggal di Pulau Sebesi menginginkan relokasi ke tempat yang lebih tinggi agar terhindar dari bencana serupa di masa depan.

Keinginan tersebut disampaikan warga kepada Presiden Joko Widodo saat mengunjungi dan berdialog dengan pengungsi.

Jokowi menyebut relokasi permukiman akan tetap berada di pulau yang sama namun di tempat yang lebih tinggi.

“Tadi sudah saya tanyakan kepada masyarakat Sebesi. Intinya mereka ingin direlokasi agak naik. Sudah tidak berani lagi di bibir pantai, semuanya,” kata Presiden Jokowi kepada wartawan usai bertemu dan berdialog dengan pengungsi di Lapangan Tenis Indoor Kalianda, Lampung Selatan, Lampung, Rabu (2/1).

Sedikitnya 2.514 warga Pulau Sebesi dievakuasi ke Posko Pengungsian di Kalianda, Lampung Selatan setelah tsunami Selat Sunda yang menerjang tempat tinggal mereka pada Sabtu, 22 Desember 2018 silam.

Permintaan serupa warga Pulau Sebesi juga disampaikan masyarakat Desa Way Muli, Rajabasa, Lampung Selatan. Mereka yang selamat dari bencana Tsunami Selat Sunda dan tinggal di bibir pantai sebagian besar menginginkan relokasi bagi tempat tinggal mereka.

“Tadi yang di Way Muli juga sama. Ada satu-dualah yang masih ingin di pinggir, tapi hampir 90 persen minta agar direlokasi ke tempat yang lebih di atas,” kata Jokowi.

Menaggapi permintaan tersebut Jokowi telah memerintahkan jajarannya membangun permukiman seperti yang disiapkan di Way Muli sekitar 400 meter dari bibir pantai seluas kurang lebih 2 hektare. Lokasi baru itu relatif lebih aman dari bencana serupa.

Menurut Jokowi, penataan tata ruang di wilayah-wilayah yang berada garis pantai sudah mendesak untuk dilakukan untuk mengurangi risiko jatuhnya korban jiwa akibat bencana.

“Kita tidak hanya berbicara sekarang, tidak hanya berbicara 5 tahun ke depan, tidak hanya berbicara 10 tahun ke depan. Tapi berbicara 20, 30, atau 50 tahun ke depan,” kata Jokowi.

Lebih lanjut ia juga menjanjikan bahwa Pemerintah bakal memastikan penanganan pasca-bencana akan dikerjakan dengan baik. Baru setelah itu, pemerintah melakukan pembangunan kembali rumah warga yang rusak akibat bencana.

“Tadi rakyat meminta agar segera rumahnya dibangun. Kita akan masuk ke situ, ke tahap rekonstruksi dan pembangunan. Tidak ada hunian sementara. Jadi langsung akan dibangun rumah,” kata Jokowi.

Selain menjanjikan permukiman kembali menjauh dari bibir pantai, untuk meningkatkan kesadaran dan bimbingan pada masyarakat untuk penanggulangan dini terhadap bencana.

Jokowi menyebut pemerintah tengah menyiapkan kurikulum kebencanaan masuk dalam pendidikan siswa dan masyarakat.

“Pendidikan mengenai kebencanaan akan dimulai di bulan Januari ini baik di tingkat sekolah maupun di tingkat masyarakat,” kata Jokowi.

Pendidikan itu bakal diberikan untuk siswa sekolah dan masyarakat di daerah-daerah yang berpotensi bencana baik tanah longsor, gempa, atau tsunami.[TGU]