Koran Sulindo – Pengurus Partai Gerindra yang juga sekaligus santri Nahdlatul Ulama (NU) Mohammad Nuruzzaman menepis tudingan pengunduran dirinya dari partai bikinan Prabowo Subianto itu lantaran akan menjadi calon legislative dari partai lain. Kemundurannya murni lantaran hinaan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon terhadap kiainya.
Pengunduran diri tersebut, kata Nuruzzaman, merupakan akumulasi dari hal yang dipendamnya selama ini. Puncaknya adalah karena cuitan Fadli Zon terhadap Kiai Yahya Cholil Staquf, Katib Aam PBNU yang dinilai Nuruzzaman sebagai hinaan. “Pak Fadli nih menghina kiai kiai kami,” tutur Nuruzzaman seperti dikutip detik.com pada Rabu (13/6).
Hinaan yang dimaksud Nuruzzaman seperti yang ditulis Fadli dalam aku twitternya yang menyebutkan omongan Kiai Yahya yang tidak menunjukkan sikap bangsa Indonesia terhadap Israel. Kiai Yahya disebut tidak punya sensitivitas pada perjuangan Palestina. Karena itu solusinya, menurut Fadli, ganti presiden pada 2019.
Cuitan Fadli itu dinilai Nuruzzaman sangat politis karena dikaitkan dengan pemilihan presiden 2019. Padahal, Kiai Yahya diundang sebagai pembicara dalam forum yang diprakarsai American Jewish Committee (AJC) pada Minggu 10 Juni 2018. Dan Kiai Yahya mengakui kehadirannya dalam forum itu justru membawa pesan demi Palestina.
Karena cuitan Fadli itu, Nuruzzaman meradang. Ia “marah” karena kehadiran Kiai Yahya di forum AJC dibelokkan menjadi politis terkait isu ganti presiden. “Saya mundur karena reaksi spontan terhadap pernyataan Fadli Zon,”katanya menambahkan.
Soal adanya tawaran menjadi caleg dari partai lain, ia mengakuinya. Akan tetapi, tawaran itu datang setelah ia menyatakan mundur dari Partai Gerindra. Namun demikian, Nuruzzaman belum memikirkan tentang itu dan belum berniat maju menjadi caleg. Karena itu, tudingan pengunduran dirinya karena ingin menjadi caeg dari partai lain disebut mengada-ada.
“Sebaiknya cari tahu dulu, bertabayun dulu. Ini adalah respons santri terhadap kiainya yang dihina. Santri itu kalau kiainya dihina orang lain, harus paling depan membela, karena bagi santri, kiai adalah marwahnya,” kata Nuruzzaman.
Secara terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, Fadli Zon sama sekali tidak berniat menghina Kiai Yahya. Bahwa Nuruzzaman punya persepsi begitu atas cuitan Fadli, Dasco menghormatinya, termasuk pilihan yang menyatakan mundur dari Partai Gerindra. [KRG]