Koran Sulindo – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan memperkuat sinergi tiga pilar partai, yaitu struktural, legislatif, dan eksekutif, untuk mendorong kemajuan ekonomi nasional. Partai berlambang banteng tersebut akan menyelenggarakan rapat koordinasi nasional untuk memperkuat sinergitas itu, yang mulai berlangsung akhir pekan ini.
Rakornas dijadwalkan dibuka Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
“Sinergi tiga pilar partai, yakni struktural, legislatif dan eksekutif partai, bergotong royong untuk memajukan ekonomi negeri. Itulah jawaban PDI Perjuangan guna mendorong gerakan ekonomi kerakyatan yang dijalankan dengan semangat gotong royong,” kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, di Jakarta, Jumat (15/12).
PDIP mengambil langkah terobosan guna menampilkan wajah politik yang membangun peradaban.
“PDI Perjuangan sangat khawatir dengan kecenderungan politik yang hanya menampilkan wajah kekuasaan, politik menang-menangan dan politik menghalalkan segala cara asal menang,” katanya.
Selain rakornas partai, PDIP juga akan melangsungkan pameran ekonomi gotong royong yang menampilkan 10 kluster usaha perekonomian rakyat dan dapat dihadiri langsung oleh seluruh warga masyarakat pada Minggu (17/12).
Fokuskan Ekonomi Kerakyatan
PDIP juga terus berfokus mengembangkan ekonomi kerakyatan. Sebagai pendukung pemerintah, partai berlambang moncong putih itu terus berupaya memantapkan program Nawacita pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang berpedoman kepada Trisakti Bung Karno. Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Tiga Pilar Bidang Ekonomi Kerakyatan pada 16-17 Desember 2017 akan mendorong peran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
“Sasaran kami adalah bagaimana mengembangkan ekonomi kerakyatan,” kata Ketua Panitia Rakornas, Mindo Sianipar, di DPP PDIP Jakarta, Kamis (14/12).
Rakornas nanti tidak hanya sekadar rapat pleno, namun juga pameran-pameran dan workshop yang merupakan bagian dari pencerahan kepada peserta dan para pengunjung yang datang.
“Kami ingin rakyat Indonesia harus berdikari dan mengembangkan potensi pangan yang ada. Mengingat masalah pangan adalah hidup mati suatu bangsa,” katanya.
Wakil Sekjen PDI Perjuangan Eriko Sotarduga yang juga Sekretaris Rakornas menambahkan, kegiatan ini sekaligus menjawab kekhawatiran sebagian kalangan yang berpendapat partai politik hanya mencari kekuasaan.
Saat krisis moneter dan awal reformasi UMKM berperan menyelamatkan Indonesia. Ironisnya, hingga kini perkembangan UMKM tidak bergairah.
“UMKM masih dapat bertahan, meski masih minimal. Sekarang hanya 1,4 persen dari jumlah penduduk. Kalau kita ingin ekonominya membaik setidaknya harus 2 persen, sementara negara maju bisa 4 persen,” katanya.
Eriko menuturkan, sumbangsih terhadap product domestic bruto (PDB) antara UMKM dan pelaku usaha besar nyaris sama. UMKM memberikan sumbangsih 43 persen lebih, sementara pelaku usaha besar menyumbang 47 persen terhadap PDB.
“Utamanya pelaku UMKM bisa berdaya saing,” kata Eriko. [CHA/DAS]