Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto/CHA

Koran Sulindo – Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan PDIP berkehendak membangun watak dan peradaban berbangsa, yaitu politik bukan sekadar kekuasaan tetapi juga seni mensejahterakan rakyat.

“Ada banyak pilihan upaya dan langkah-langkah inovatif dan kreatif yang dapat dijadikan terobosan bagi para pemimpin daerah untuk betul-betul secara serius meningkatkan kesejahteraan rakyat,” kata Hasto, dalam sambutannya di Sekolah Partai DPP PDIP, di Wisma Kinasih, Depok, Jawa Barat, Senin (11/12).

Menurut Hasto, para pemimpin daerah dari PDI Perjuangan harus bisa menjadi pelopor dalam menunjukkan keberpihakannya kepada rakyat, dan utamanya rakyat miskin.

Hasto rakyat butuh contoh dan praktik nyata dari para pemimpinnya. Rakyat juga harus bisa merasakan manfaat dari program kerja para pemimpinnya.

“Karena itu harus ada prioritas program kerja yang berdampak besar bagi kemajuan dan kesejahteraan rakyat,” katanya.

PDIP selalu berupaya serius melahirkan para pemimpin daerah yang berprestasi konkret secara berkelanjutan. Beberapa kader PDIP seperti Tri Rismaharini (Walikota Surabaya), Hendrar Prihadi (Walikota Semarang), Hasto Wardoyo (Bupati Kulonprogo), Azwar Anas (Bupati Banyuwangi), membuktikan hal tersebut bisa diwujudkan.

“Ada banyak tantangan kebangsaan yang harus dihadapi di masing-masing daerah. Yang mendesak adalah soal kemiskinan, soal pendidikan dan kesehatan, termasuk pengangguran untuk diselesaikan oleh setiap kepala daerah,” katanya.

Di atas semuanya itu, rongrongan terhadap Pancasila, seperti radikalisme dan intoleransi termasuk fenomena politisasi isu SARA harus menjadi prioritas kepala daerah, karena menyangkut kepentingan strategis keberadaan bangsa Indonesia.

“Nilai-nilai Pancasila harus harus betul-betul menjadi jiwa dan dipraktikkan dalam segala kebijakan dan program yang dilakukan di daerah masing-masing,” kata Hasto.

Dalam kesempatan tersebut Hasto memutar video film dan lagu-lagu heroik dan patriotik seperti Indonesia Satu, Aku Melihat Indonesia, dan Bung Karno Bapak Bangsa. Selain untuk membangkitkan semangat dan gelora cinta tanah air kepada para calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang hadir, selingan juga dimaksudkan untuk memberi sentuhan seni dari politik. [CHA/DAS]