Koran Sulindo – Kubu calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto –Sandiaga Uno diminta berkaca pada kemenangan Liverpool atas Barcelona dalam leg kedua final Piala Champions yang berkesudahan dengan skor 4-0.
Secara agregat Barcelona kalah 3-4 dan harus merelakan tiket final Piala Champions dipegang oleh Liverpool.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan, hal itu bukan karena Liverpool berseragam merah seperti partainya maka mengambil laga itu sebagai contoh bahan refleksi untuk perpolitikan nasional.
Menurut Hasto, Liverpool bisa membalik keadaan dengan kerja keras dan determinasi yang tinggi. Cederanya pemain andalan Mohammed Salah tak menyurutkan semangat Liverpool yang harus bisa menang minimal 4 gol tanpa balas.
“Bukan karena Liverpool berbaju merah tapi kami apresiasi kemenangan 4-0 atas Barcelona karena menunjukkan sebuah semangat juang dan kebersamaan di atas lapangan. Itulah bukti kekuatan satu tim,” kata Hasto dalam konferensi pers di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jl. Diponegoro 58, Jakarta, Rabu (8/5).
Hasto menuturkan yang perlu diambil contoh dari pertandingan itu, baik Liverpool maupun Barcelona sama-sama menunjukkan sportivitas yang tinggi.
Ketika kalah 0-3 di leg pertama, Liverpool tak menyalahkan wasit atau hal lainnya yang dilakukan adalah bertanding dengan lebih baik di leg kedua dan akhirnya berhasil.
“Mari belajar dari sportivitas olahraga. Jangan karena kalah, lalu menyalahkan wasit dan panitia. Barcelona tak menghasut penonton hanya karena kalah untuk melakukan perlawanan terbuka. Walau tersingkir, Barcelona bisa menerima dengan baik karena ada nilai sportivitas itu,” kata Hasto.
Pernyataan Hasto itu merupakan sindiran terhadap kubu Prabowo-Sandi. Mengingat, walaupun sejumlah lembaga survei kredibel dan independen menyebut hasil quick count menunjukkan kemenangan Jokowi-Ma’ruf, namun Prabowo-Sandi terus mengklaim menang.
Bukan itu saja, KPU sebagai ‘wasit’ juga dituduh curang. KPU pun diminta untuk mendiskualifikasi Jokowi-Ma’ruf yang diprediksi sebagai pemenang. Belakangan ada seruan people power menyangkut hasil pemilu.
Padahal, pihaknya menilai penyelenggaraan pemilu kali ini dinilai jauh lebih baik. Berbagai kekurangan tetap ada, namun penyelenggara lebih responsif dalam menanggapi masalah yang ada.
Untuk itu, pihaknya bahkan mengucapkan terima kasih kepada KPU, Bawaslu, dan seluruh aparat yang terlibat memastikan pemilu Jurdil di tengah sistem pemilihan Indonesia yang dianggap paling kompleks di dunia.
“Kami serukan kontestan pemilu agar hati-hati menyampaikan tuduhan curang termasuk ke penyelenggara pemilu dan siapapun. Tuduhan demikian bisa mengkhianati kesepakatan kita mengedepankan supremasi hukum,” kata Hasto.
Yang pasti, Hasto berharap kubu Prabowo-Sandi mengevaluasi pemilu 2019 secara obyektif. Ironisnya, bila mereka tak bisa menerima hasil pilpres, namun di sisi lain bisa menerima hasil pemilu legislatif yang menunjukkan potensi kenaikan kursi parpol pengusungnya.
Hasto menambahkan, hasil rekapitulasi pihaknya, potensi PKS dan Gerindra memperoleh kenaikan kursi di DPR memang kuat.
“Jadi evaluasi pemilu presiden dan pemilu legislatif itu jangan dipisah. Kenaikan kursi PKS dan Gerindra ini menunjukkan bahkan parpol yang oposisi Jokowi saja dapat kursi yang baik. Ini sebagai bukti pemilu ini memang demokratis,” kata Hasto. [CHA/TGU]