Koran Sulindo – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengapresiasi permintaan maaf calon presiden Prabowo Subianto atas pernyataannya “tampang Boyolali” dalam pidato beberapa waktu lalu.
Menurut Hasto, tulus atau tidaknya permintaan maaf dari Prabowo diserahkan kepada penilaian masyarakat. Ekspresi maaf Prabowo juga bisa menunjukkan apakah disampaikan sebagai rasa sesal atau sekadar kekhawatiran elektabilitasnya yang semakin menurun.
Hasto menuturkan, bagi PDI Perjuangan, apa pun permintaan maaf yang keluar dari seorang calon pemimpin adalah hal baik dan positif.
“Kami bisa menerimanya. Saya langsung hubungi bupati Boyalali menyampaikan bahwa pak Prabowo sudah minta maaf. Semua damai, bergandengan tangan. Nanti kalau Pak Prabowo datang, sudah, kita kasih air kelapa supaya menyegarkan,” kata Hasto di Jakarta, Kamis (8/11).
Lebih jauh dikatakan Hasto, permintaan maaf adalah bagian dari tradisi Indonesia. Terbukti, dalam kehidupan keseharian, bila ada masalah, maka yang dilakukan lebih dahulu adalah tabayun.
“Kalau permintaan maaf kepada rakyat itu harusnya yang tanpa syarat. Maaf ya maaf. Tak usah pakai catatan,” imbuh Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-KH Ma’ruf.
Hasto juga menegaskan pihaknya tak pernah memolitisasi kasus tersebut seperti yang dituduhkan sejumlah pihak dari kubu Prabowo. Kasus tersebut dianggapnya sebagai pendidikan politik agar setiap pemimpin disiplin dalam berbicara. Setiap pemimpin juga harus memahami kebudayaan serta nilai-nilai yang hidup di masyarakat.
“Lebih baik kita bicara yang positif membangun martabat kita daripada mencela bangsa kita sendiri mau bangkrut, misalnya. Atau mencela bangsa kita tergantung asing, aseng, dan sebagainya,” ujar Hasto. [CHA]