Koran Sulindo – Bisnis di atas aspal yang “tersambung” dengan gawai (gadget) ternyata bukan bisnis jalanan biasa.  Pada awal April 2019 lalu saja, valuasi Gojek sudah mencapai US$ 10 milar atau kurang-lebih Rp 141 triliun, seperti diungkap laporan lembaga riset CB Insights dalam “The Global Unicorn Club”.

Itu artinya perusahaan yang didirikan Nadiem Makarim tersebut telah berhak menyandang gelar decacorn. Dalam skala dunia, Gojek menduduki peringkat ke-19.

Pesaingnya, Grab, malah telah lebih dulu berada di kasta decacorn. Grab menjadi decacorn pertama di Asia Tenggara. Valuasi Grab telah tembus US$ 11 miliar.

Akan halnya valuasi terbesar di dunia dalam perusahaan transportasi online dipegang Uber. Valuasinya US$ 72 miliar. Namun, di Indonesia, Uber tak mampu untuk terus “mengaspal” karena kalah bersaing dengan Gojek dan Grab.

Toh, harumnya uang akan selalu mengundang orang untuk datang. Pada Kamis kemarin (25/4), di Indonesia juga telah resmi hadir transportasi online dengan bendera Klik GO. Seperti diberitakan Antara, Direktur Utama Klik GO Yayan Sofyan mengungkapkan, pihaknya akan menawarkan lebih dari sekadar jasa transportasi.

Berbeda dengan aplikasi transportasi online lain, lanjutnya, Klik GO hadir sebagai aplikasi untuk memberikan penghasilan tambahan dan tidak mengharuskan mitra pengemudi mengejar target. Aplikasi Klik GO juga mengusung konsep media sosial yang memberikan penghasilan tambahan bagi penggunanya.

Maksudnya, selain menggunakan jasa yang diberikan perusahaan, aktivitas pengguna pada media sosial Klik GO juga bisa mendapat penghasilan dalam bentuk poin. Untuk registrasi mendapat 10 poin, mengunggah foto 5 poin, memberikan like 3 poin, komentar 5 poin, dan follow 1 poin.

“Nilai 1 poin sama dengan Rp 1 dan bisa ditukarkan dengan berbagai layanan dalam aplikasi Klik GO, mulai dari pembayaran transport, makanan, pulsa, hingga beras,” tutur Yayan.

Asosiasi Pengusaha Transportasi Nasional Indonesia (Aptrindo) mendukung penuh aplikasi rintisan Klik GO. Aprindo akan bekerja sama dengan Klik GO untuk lebih mengakomodasi kebutuhan perusahaan dan memperbesar serapan tenaga kerja.

“Aptrindo akan mendukung Klik GO untuk berkembang dari Sabang sampai Marauke,” kata Ketua Aptrindo Surya Putra dalam acara peluncuran Klik GO di Jakarta, Kamis.

Dalam kesempatan itu, pengusaha Dewi Motik Pramono menjelaskan, konsep yang diusung Klik GO mengandung unsur koperasi, yang punya konsep syariah. “Koperasi itu sebetulnya dan itu syariah, untung bagi rata, rugi bagi rata,” ujar Dewi.

Dalam situsnya dijelaskan, Klik GO memberlakukan persentase sebesar 90% untuk penghasilan mitra pengemudi, sisanya yang 10% untuk perusahaan. Bagian untuk perusahaan itu akan dipotong dari saldo yang dimiliki oleh mitra pengemudi.

Kendati begitu, untuk menjadi mitra pengemudi Klik GO, pendaftar wajib mengisi saldo minimal Rp 30.000. Bila nanti saldo minimal itu berkurang, pengemudi tidak akan menerima pesanan. Bila pengemudi sedang tidak bekerja, saldo tersebut tidak akan berkurang.

Untuk tarifnya, Klik GO menyesuaikan dengan jarak yang ditempuh, dengan rentang jarak tempuh yang ditetapkan mengikuti Google Maps. Untuk motor, tarif jarak 0-5 kilometer (km) Rp 1.900/km; 5-10 km sebesar Rp 3.000/km, dan; tarif lebih dari 10 km sebesar Rp 4.000/km. Namun, ada minimum pemesanan, sebesar Rp 7.000

Untuk layanan mobil, tarif jarak 0-5 km sebesar Rp 4.200/km; 5-10 km sebesar Rp 5.500/km, dan; lebih dari 10 km sebesar Rp 6.800/km. Minimum pemesanan sebesar Rp 13.000. [PUR]