Harold Dwight Lasswell, seorang tokoh yang melintasi generasi di dunia Ilmu Komunikasi, mungkin telah meresapi ruang diskusi para mahasiswa dengan namanya yang penuh prestise. Dilahirkan pada 13 Februari 1902 di Illinois dan berpulang pada 18 Desember 1978 di New York, Amerika Serikat, Lasswell menunjukkan ketajaman pikiran sejak masa muda. Gelar sarjana dalam filsafat dan ekonomi diraihnya pada tahun 1922 dari Universitas Chicago, diikuti oleh gelar Ph.D. empat tahun kemudian, membuktikan dedikasinya pada pengetahuan.
Dikenal sebagai “one-man university” dan “Leonardo da Vinci of the behavioural sciences,” Lasswell melibatkan diri dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk ilmu politik, komunikasi, hukum, filsafat, psikologi, psikiatri, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Sebagai anggota Chicago School of Sociology dan profesor di Chicago School of Sociology di Yale University, Lasswell juga mengemban tanggung jawab sebagai Presiden Asosiasi Ilmu Politik Amerika (APSA) dan Akademi Seni dan Sains Dunia (WAAS).
Biografi yang ditulis oleh Gabriel Almond pada tahun 1987 memasukkan Lasswell ke dalam kategori inovator kreatif dalam ilmu sosial abad kedua puluh. Almond bahkan menyebutnya sebagai ilmuwan politik paling orisinal dan produktif pada masanya.
Lasswell menjelajahi bidang penelitian yang mencakup pentingnya kepribadian, struktur sosial, dan budaya dalam penjelasan fenomena politik. Metodologi yang diadaptasinya kemudian menjadi standar di berbagai tradisi intelektual, termasuk teknik wawancara, analisis isi, para-eksperimental teknik, dan pengukuran statistik.
Karier gemilang Lasswell mencakup peran sebagai Direktur Penelitian Komunikasi Perang di Perpustakaan Kongres Amerika Serikat selama Perang Dunia Kedua. Selain itu, sebagai pendidik, ia mengajar di Universitas Chicago dan Washington School of Psychiatry, diakui sebagai “Bapak Pendiri Psikologi Politik” dan peneliti yang membantu menegakkan studi komunikasi massa sebagai bidang penelitian ilmiah yang substansial.
Kontribusi terbesarnya mungkin terletak pada model komunikasi yang dikenal sebagai “who says what in which channel to whom with what effect?”—pertanyaan yang melahirkan konsep komunikasi massa tertua. Model ini memandang aliran pesan dalam masyarakat multikultural yang dilakukan dengan banyak audiens melalui berbagai saluran.
Model komunikasi Lasswell melibatkan lima komponen kunci yang mengevaluasi proses komunikasi: “Who” (komunikator), “Says What” (isi pesan), “In Which Channel” (medium saluran komunikasi), “To Whom” (penerima pesan), dan “With What Effect” (umpan balik dari penerima kepada pengirim pesan).
Awalnya hanya digunakan untuk menganalisis komunikasi massa dan studi media propaganda, model Lasswell kemudian berkembang untuk diterapkan pada komunikasi interpersonal dan kelompok, menandai daya tahan dan relevansinya yang luar biasa dalam berbagai situasi komunikasi.
Lasswell juga memperkenalkan konsep Effective Communication Process, menyoroti hubungan antara penyajian fakta dan dampak yang dihasilkannya. Warisan Harold D. Lasswell tidak hanya mencakup era ketika ia hidup, tetapi terus hidup melalui pemikiran dan konsep-konsep revolusionernya, membimbing perkembangan ilmu komunikasi modern ke arah yang lebih cerdas dan holistik. [Ulfa Nurfauziah]