Harlah Pancasila, Momentum Kembali Pada Jati Diri Bangsa

Hari lahir Pancasila merupakan momentum bagi segenap rakyat Indonesia untuk kembali pada jati diri bangsa. Hal itu disampaikan oleh Presiden Ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri, Rabu (1/6) ketika menyampaikan pidato kunci dalam Seminar Nasional Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) bertajuk “Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta”.

“Keputusan Presiden (mengenai penetapan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila) menjadi momentum yang begitu penting bagi bangsa Indonesia untuk kembali pada jati dirinya,” ujar Megawati.

Menurut Megawati, seluruh masyarakat di Tanah Air perlu kembali pada jati diri sebagai bangsa Indonesia karena rasa kebangsaan itu sempat mengalami reduksi dan degradasi atau kemerosotan akibat adanya peristiwa sejarah pada tahun 1965.

“Kalau kita perhatikan sejarah bangsa setelah merdeka, sebenarnya pada tahun 1965, menurut saya, kita mengalami sebuah perjalanan sejarah yang mereduksi rasa kebangsaan kita karena pada waktu itu Pancasila hanya dirasakan sebagai sebuah simbol. Pancasila tidak dibuat untuk menjadi hal yang merasuk ke dalam sanubari bangsa. Sampai hari lahirnya saja tidak ada,” jelas Megawati.

Sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati lantas meminta Presiden Joko Widodo untuk mengajarkan kembali kepada bangsa Indonesia agar dapat memaknai dan merasakan Pancasila.

Permintaan tersebut, kata Megawati, diwujudkan oleh Presiden melalui Keppres Nomor 24 Tahun 2016 yang menetapkan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila.

“Melalui Keppres Nomor 24 Tahun 2016 telah ditetapkan tanggal 1 Juni 1945 adalah Hari Lahir Pancasila. Pemerintah bersama seluruh komponen bangsa dan masyarakat Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila yang dinyatakan sebagai hari libur nasional,” ujar Megawati.

Semangat gotong royong

Ketua Umum PDI Perjuangan itu pun menjelaskan mengenai tema peringaran hari lahir Pancasila pada tahun ini. Presiden Ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri mengatakan peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2022 yang bertema “Bangkit Bersama Membangun Peradaban Dunia” dapat dimaknai oleh masyarakat Indonesia agar membangkitkan kembali energi gotong royong.

“Tema peringatan Hari Lahir Pancasila pada tahun 2022 ini adalah ‘Bangkit Bersama Membangun Peradaban Dunia”. Dalam perspektif ideologis, kebangkitan yang dimaksudkan di sini adalah kebangkitan kembali suatu energi gotong royong sebagai suatu saripati dari Pancasila,” kata Megawati.

Menurutnya, gotong royong tersebut perlu senantiasa dibangkitkan oleh seluruh masyarakat, karena merupakan salah satu implementasi dari Pancasila yang dapat membuat Indonesia keluar dari berbagai persoalan atau kesulitan, seperti pandemi COVID-19.

Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu menilai, selain melalui upaya vaksinasi, energi gotong royong juga membantu bangsa Indonesia mengatasi pandemi COVID-19. Dia mengatakan, secara tanpa disadari, bangsa Indonesia menerapkan gotong royong saat pandemi COVID-19 berlangsung.

Masyarakat Indonesia di berbagai daerah, kata Megawati, beriuran dan memberikan makanan kepada tetangga mereka yang terinfeksi COVID-19 sehingga harus menjalankan karantina mandiri di rumah.

“Kita sendiri lihat, hal yang saya sangat syukuri dengan peristiwa pandemi COVID-19 ini, kita sangat tertolong, tidak hanya oleh vaksinasi, tetapi juga tanpa disadari (oleh bangsa Indonesia) masih ada gotong royong itu.

Di mana-mana, saya sering melihat, ketika orang terkena COVID-19 dan menjalankan karantina mandiri, banyak tetangga beriuran serta memberikan makanan. Itu sebetulnya kan gotong,” ujar dia. Selanjutnya,

Megawati pun menyampaikan bahwa makna kebangkitan dalam tema peringatan Hari Lahir Pancasila pada tahun ini menjangkau pula kebangkitan yang bersifat ke luar, yaitu bergerak bangkit membangun peradaban dunia.

“Kebangkitan ini juga akan bergerak ke luar untuk membangun peradaban dunia, sebab Pancasila dalam keseluruhan substansi yang disampaikan oleh Bung Karno bukan hanya berfungsi sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia, melainkan juga pandangan Indonesia terhadap dunia,” ujar Megawati. [DES]