Setiap tanggal 9 Juli, Indonesia memperingati Hari Satelit Palapa, sebuah momen penting yang menandai keberhasilan bangsa ini dalam memasuki era teknologi komunikasi modern. Peristiwa ini bukan sekadar peringatan seremonial, melainkan pengingat akan tekad dan visi besar bangsa untuk menyatukan nusantara melalui sistem komunikasi satelit.
Melansir laman Universitas Djuanda Bogor, nama “Palapa” sendiri diambil dari Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Patih Gajah Mada pada tahun 1334 Masehi, sebuah ikrar legendaris untuk menyatukan seluruh wilayah kepulauan nusantara di bawah panji Majapahit. Semangat inilah yang menjadi dasar penamaan satelit komunikasi pertama Indonesia—Satelit Palapa.
Gagasan Besar dari Seorang Presiden
Ide peluncuran satelit Palapa berasal dari Presiden RI ke-2, H.M. Soeharto, yang mencemaskan keterbatasan komunikasi antarwilayah Indonesia yang sangat luas dan tersebar dari Sabang hingga Merauke.
Menurut buku Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya karya G. Dwipayana dan Ramadhan K.H. (1989), Soeharto menyadari pentingnya sistem komunikasi satelit domestik sebagai upaya mempercepat pembangunan nasional, terutama pasca-Orde Lama.
Dalam refleksinya, Soeharto menyamakan sistem satelit itu dengan cita-cita Gajah Mada dalam menyatukan Nusantara. “Karena itulah sistem satelit domestik kita diberi nama Palapa sebagai lambang terjelmanya sumpah Gajah Mada,” ujarnya dalam buku tersebut.
Ia kemudian menunjuk Mayjen TNI Soehardjono (Dirjen Pos dan Telekomunikasi) dan Ir. Sutanggar Tengker Yahya (Direktur Telekomunikasi) untuk merealisasikan visi tersebut.
Mewujudkan gagasan ini bukan hal mudah. Indonesia saat itu belum menguasai teknologi satelit dan menghadapi tantangan finansial yang besar. Namun, semangat untuk membangun tetap menyala. Indonesia kemudian bekerja sama dengan perusahaan Amerika, Hughes Aircraft Company, untuk memproduksi satelit yang mirip dengan satelit domestik Kanada dan AS, yaitu model HS-333.
Satelit Palapa A1 memiliki 12 transponder, mampu mengelola 6.000 sirkuit suara atau 12 saluran televisi warna. Beratnya mencapai 574 kilogram, dengan tinggi 3,41 meter dan diameter 1,9 meter, serta memiliki masa aktif hingga 7 tahun. Satelit ini diluncurkan pada 8 Juli 1976 dari AS dan ditempatkan di orbit geostasioner di atas 83° BT Samudera Hindia.
Palapa, Pelopor Sistem Komunikasi Satelit Domestik Asia
Satelit Palapa A1 dioperasikan sepenuhnya oleh PERUMTEL (kini TELKOM) dan memiliki cakupan wilayah yang mencakup Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Transponder satelit ini digunakan untuk komunikasi oleh PERUMTEL, penyiaran TVRI, serta kebutuhan Kementerian Pertahanan dan Keamanan. Tak hanya itu, negara-negara ASEAN juga turut memanfaatkan fasilitas dari satelit ini.
Dengan keberhasilan tersebut, Indonesia menjadi negara pertama di Asia dan ketiga di dunia (setelah Amerika Serikat dan Kanada) yang mengoperasikan Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) berbasis Satelit GEO.
Satelit Palapa A1 menjadi tulang punggung komunikasi nasional, menyediakan layanan telepon dan faksimili antar kota, serta menjadi infrastruktur penting dalam distribusi program televisi nasional. Keberhasilannya membuka jalan bagi peluncuran satelit-satelit lainnya, seperti Telkom, Cakrawarta, Indostar, Garuda, dan PSN.
Saat ini, terdapat lima operator satelit nasional di Indonesia yang mengelola satelit sendiri, yaitu TELKOM, INDOSAT, PSN, MNC, dan BRI.
Daftar Satelit Palapa Indonesia
Ada sembilan Jenis Satelit Palapa di Indonesia. Berawal dari penentuan Hari Satelit Palapa, yang menjadi satelit pertama Indonesia, kini ada sembilan jenis satelit yang ada di Indonesia. Seiring dengan berkembangnya teknologi, satelit Palapa pun mengalami regenerasi dan perkembangan, berikut Ini daftarnya:
1. Satelit Palapa A-1 (1976-1983)
Satelit perdana milik Indonesia ini memang didesain untuk mengoptimalkan pancaran sinyal ke seluruh Nusantara, bahkan hingga ke negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina.
Satelit ini di bawah pengawasan Perumtel yang sekarang berganti nama menjadi ?Telkom? untuk sistem komunikasi, siaran TVRI dan Kemenhankam. Satelit Palapa memiliki berat 574 kg, tinggi 3,7 meter, diameter 1,9 meter, dan antena berdiameter 1,5 meter.
2. Satelit Palapa A-2 (1977-1987)
Proyek satelit kedua dibuat sebagai cadangan jika satelit A-1 mengalami kegagalan. Satelit A-2 diluncurkan pada Maret 1977 dengan roket Delta 2914 dengan harapan bisa menjaga stabilnya layanan komunikasi di Indonesia.
3. Satelit Palapa B-1 (1983-1990)
Pada 18 Juni 1983, pemerintah kembali meluncurkan Satelit Palapa B-1 melalui pesawat STS misi ke 7 Challenger. Sama seperti satelit seri A, satelit B-1 ini Dibuat oleh perusahaan Hughes Aicraft Company.
Satelit ini dioperasikan oleh stasiun pengendali di Elsegundo California, yaitu Pusat Pengendali Operasi dan SPU (Stasiun Pengendali Utama) Cibinong dan Fillmore di Ventura City. Kala itu, satelit ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan negara-negara di ASEAN.
4. Satelit Palapa B-2 (1984-gagal)
Pada 3 Februari 1984, satelit Palapa B-2, yang merupakan plan B dari Satelit Palapa B-1, diluncurkan tapi mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan motor perigee tidak dapat berfungsi maksimal.
Karena kegagalan tersebut, pemerintah kembali membuat proyek satelit Palapa B-2 Pengganti atau disingkat B2P, untuk menggantikan Satelit Palapa A-1 dan Satelit Palapa A-2 yang sudah habis masa pakainya.
5. Satelit Palapa B2P (1987-1996)
Satelit Palapa B2P diluncurkan secara konvensional melalui sistem roket pada 20 Maret 1987. Sebenarnya peluncuran roket dijadwalkan pada 1986, tapi ditunda hingga 1987 imbas kecelakaan pesawat Challenger yang meledak di udara serta menewaskan kru pesawat.
6. Satelit Palapa B2R (1990-2000)
Satelit Palapa B2 diperbaiki oleh Sattel Technologies pada 13 April 1990. Satelit ini kemudian diluncurkan melalui Delta 6925 dan dinamakan Satelit Palapa B2R.
7. Satelit Palapa B4 (1992-2005)
Pada 14 Mei 1992, satelit domestik bernama Palapa B4 diluncurkan. Peluncuran berlangsung selama empat hari dengan menguji peralatan dan komunikasi untuk mengecek fungsi transponder dan pengaruhnya setelah diluncurkan.
8. Satelit Palapa C1 (1996-1999) dan Satelit Palapa C2 (1996-2011)
Berbeda dengan Satelit Palapa A dan B, satelit ini mampu menjangkau area yang lebih luas, seperti Asia Tenggara, sebagian China, India, Jepang, dan Australia. Satelit Palapa C ini dioperasikan pula oleh perusahaan dalam negeri, Satelindo, yang kini bernama Indosat.
9. Satelit Palapa D (2009-2024)
Satelit Palapa D dibuat oleh Thales Alenia Space di Prancis. Dengan komponen platform SpaceBus 4000-B3, satelit ini mampu mencakup Asia, Asia Tenggara, dan seluruh Indonesia.
Hari Satelit Palapa yang diperingati setiap 9 Juli merupakan pengingat akan pentingnya inovasi, kemandirian teknologi, dan keberanian untuk bermimpi besar demi masa depan Indonesia yang lebih terhubung, merata, dan berdaulat dalam dunia digital. [UN]




