Hari Pertama Beroperasi, Kereta Petani dan Pedagang Layani 87 Pengguna Hingga Sore Hari

Kereta Rel Listrik (KRL) khusus pedagang mulai beroprasi. (Dok. KAI Commuter)

Jakarta – Layanan Kereta Petani dan Pedagang resmi mulai beroperasi pada Senin (1/12). Pada hari pertama pelaksanaannya, sebanyak 87 pengguna telah memanfaatkan fasilitas ini hingga pukul 15.00 WIB. KAI Commuter mengoperasikan enam perjalanan khusus sepanjang hari, seluruhnya digabungkan dengan rangkaian Commuter Line Merak dari Stasiun Rangkasbitung dan Stasiun Merak.

Mengacu pada jadwal eksisting Commuter Line Merak, layanan ini nantinya akan melayani hingga 14 perjalanan setiap hari. Dari pemantauan hari pertama, Stasiun Cikeusal menjadi titik keberangkatan dengan jumlah pengguna terbanyak.

“Ada 36 pengguna yang naik dari Stasiun Cikeusal menuju Rangkasbitung maupun Merak,” ujar VP Corporate Secretary KAI Commuter, Karina Amanda, Senin (1/12).

Untuk memberikan kenyamanan, para petani dan pedagang mendapatkan ruang khusus untuk menyimpan keranjang dan barang bawaan mereka, terpisah dari pengguna reguler Commuter Line Merak. “Dengan pemisahan ini, kenyamanan seluruh pengguna dapat tetap terjaga,” ucap Karina.

Sementara itu, jumlah pengguna reguler Commuter Line Merak hingga sore hari tercatat sebanyak 8.405 orang. Karina menegaskan bahwa peluncuran layanan Kereta Petani dan Pedagang merupakan wujud upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya para pelaku usaha kecil di wilayah operasional Commuter Line.

KAI Commuter mengingatkan calon pengguna agar melakukan registrasi di loket stasiun dengan membawa kartu identitas untuk memperoleh Kartu Petani dan Pedagang. Pemilik kartu ini dapat melakukan pemesanan dan pembelian tiket hingga H-7 keberangkatan, serta masuk ke ruang tunggu dua jam sebelum waktu keberangkatan.

Setiap penumpang hanya diizinkan membawa maksimal dua koli atau dua tentengan dengan ukuran masing-masing tidak lebih dari 100 cm x 40 cm x 30 cm. Barang berbau menyengat, hewan ternak, bahan mudah terbakar, serta senjata tajam atau api dilarang dibawa dalam perjalanan.

“Kehadiran layanan Kereta Petani dan Pedagang diharapkan mampu mendorong aktivitas ekonomi masyarakat di wilayah operasional Commuter Line,” tutup Karina. [KS]