Hari Komik Nasional: Mengenang Komik Pertama di Indonesia, Put On

komik Put On (Sumber foto: kaorinusantara.or.id)

Koran Sulindo – Tanggal 25 September memiliki makna istimewa bagi para penggemar komik di Amerika Serikat. Dikenal sebagai Hari Komik Nasional, perayaan ini memberikan wadah bagi para pencinta komik untuk mengekspresikan kecintaan mereka terhadap dunia cerita bergambar ini.

Mengutip dari Calendarr, momen ini menjadi kesempatan bagi para penggemar untuk berbagi cerita favorit mereka, mengikuti pameran komik, cosplay, atau diskusi panel yang membahas komik-komik dari berbagai genre, mulai dari superhero populer seperti Marvel dan DC hingga komik indie.

Namun, apakah Anda tahu bahwa Indonesia juga memiliki sejarah komik yang menarik? Sebelum komik-komik Jepang mulai populer di Indonesia, komik lokal sempat berjaya dan menjadi salah satu bentuk hiburan utama bagi masyarakat.

Di antara komik-komik legendaris Indonesia, terdapat “Put On”, yang dianggap sebagai komik pertama di Indonesia.

Komik Pertama Indonesia: Put On

Put On adalah komik humor yang diciptakan oleh seorang komikus keturunan Tionghoa bernama Kho Wan Gi. Komik ini pertama kali muncul pada tanggal 2 Agustus 1930 di surat kabar Sin Po.

Pada awal kemunculannya, karakter utama dalam komik ini belum memiliki nama, hingga akhirnya pada 17 Januari 1931, karakter tersebut resmi dinamai “Put On”. Komik ini dengan cepat menjadi populer di kalangan pembaca, dan kisahnya sering kali dicetak ulang serta diterbitkan dalam bentuk buku.

Put On tidak hanya populer karena kelucuan dan kekhasannya, tetapi juga karena berhasil bertahan di tengah perubahan sosial dan politik yang terjadi di Indonesia pada masa itu.

Saat surat kabar Sin Po dibredel selama pendudukan Jepang, Put On sempat berpindah tempat penerbitan, tetapi tetap bertahan dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.

Riwayat Hidup Kho Wan Gie

Kho Wan Gie lahir di Indramayu, Jawa Barat, pada tahun 1908. Sebelum menjadi komikus, ia menjalani berbagai pekerjaan, termasuk menjaga toko. Ia juga sempat mengikuti kursus di Washington, Amerika Serikat, yang kemudian memperkaya wawasannya.

Setelah kembali ke Indonesia, Kho bekerja di beberapa surat kabar, salah satunya Sin Po, tempat di mana ia pertama kali memperkenalkan karya legendarisnya, Put On.

Dalam perjalanan kariernya, Kho Wan Gie bersahabat dengan tokoh-tokoh penting Indonesia, seperti pencipta lagu Indonesia Raya, WR Supratman dan pendiri Harian Kompas, P.K. Ojong.

Persahabatannya dengan tokoh-tokoh tersebut menunjukkan betapa luas jaringan dan pengaruh Kho di dunia jurnalistik serta budaya Indonesia pada masanya.

Dalam berkarya, Kho Wan Gie memiliki prinsip yang kuat. Ia menekankan bahwa seorang pelukis atau komikus sebaiknya tidak menyinggung pihak mana pun dalam karyanya.

Salah satu komikus yang mendapat nasihat ini adalah Ganes TH, pencipta komik legendaris Indonesia, Si Buta Dari Goa Hantu. “Kalau mau jadi pelukis yang baik yang penting jangan menyinggung siapapun,” kata Kho kepada Ganes TH, seperti dikutip dari Kompas Travel.

Prinsip tersebut juga yang membuat karakter Put On tidak pernah digambarkan menikah. Kho ingin komiknya tetap netral dan tidak memicu kontroversi, namun tetap menghibur para pembaca.

Warisan Komik Indonesia

Meskipun Put On adalah komik pertama yang dicatat dalam sejarah Indonesia, pengaruhnya tetap terasa hingga kini. Komik ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga simbol awal perkembangan dunia komik Indonesia, yang terus berkembang hingga saat ini.

Berkat komikus seperti Kho Wan Gie, kita bisa menikmati warisan cerita bergambar yang memiliki akar kuat dalam budaya lokal.

Dalam konteks perayaan Hari Komik Nasional di Amerika Serikat, mungkin ini saat yang tepat untuk mengingat dan merayakan kontribusi komikus-komikus lokal seperti Kho Wan Gie, yang telah membentuk lanskap dunia komik Indonesia di masa lalu.

Komik adalah medium yang menghubungkan berbagai budaya, dan sejarah Put On menjadi bukti betapa kayanya warisan cerita bergambar di tanah air kita. [UN]