Koran Sulindo – Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri angkat bicara mengenai dirinya, yang dituding sebagai anggota Partai Komunis Indonesia.
“Ngapain orang zaman gini masih ngomongin PKI, PKI buktikan dong ada aturannya jangan hanya untuk membohongi rakyat,” kata Megawati kepada wartawan, Rabu (28/10).
Karena saking lama memendam, Megawati pun akhirnya merasa kesal dengan tuduhan yang tak mendasar itu.
“Lama-lama saya kesal, tadi saya nanya ini viral apa enggak, oke saya ngomong ini nanti kalian lihat kalau saya di-bully, lawan,” ucap Megawati.
Ditambah, dengan embel-embel Presiden RI Joko Widodo yang telah dua kali menjadi presiden juga dianggap PKI. “Loh, masa presiden kelima RI dibilang PKI, terus Pak Jokowi pilihan rakyat langsung, loh, kecuali tidak langsung, dua kali,” ungkap Megawati.
PDIP, kata Megawati, merupakan partai pengusung Presiden Jokowi du periode. Megawati pun menganggap bila hal ini dibiarkan maka lama-lama Indonesia akan rusak.
“Kami pengusungnya, nah, mau lagi dibilang PKI katanya turunan bapak ibunya (Jokowi) enggak jelas, bayangkan gen Republik Indonesia apakah akan begini rusaknya republik kita?” ujar Megawati mempertanyakan.
Megawati juga heran mengapa orang tuanya Bung Karno dan Fatmawati dianggap bagian dari PKI. Padahal orang tuanya merupakan pahlawan nasional yang berjasa dalam Kemerdekaan RI. Megawati sendiri tiga periode menjadi anggota DPR, pernah menjadi presiden dan wakil presiden.
Megawati juga menerima berbagai penghargaan, termasuk gelar doktor kehormatan dari berbagai kampus dalam negeri maupun luar negeri. Tak mungkin dirinya bisa mencapai itu semua bila dirinya adalah anggota PKI.
“Maksud saya tidak untuk sama sekali untuk menyombongkan diri. Tapi ini fakta pengalaman hidup, ngapain orang zaman gini masih ngomongin PKI?” ujar Megawati.
Menjadi anggota DPR pada era Orde Baru, kata Megawati harus melalu penyaringan yang sangat ketat. Bahkan, seluruh pejabat publik disaring ketat sehingga tak mungkin ada keturunan PKI yang bisa lolos menjadi pejabat.
Megawati menegaskan bahwa isu PKI sengaja diembuskan untuk membodohi masyarakat. [WIS]