Bulan Desember selama ini identik dengan berbagai peringatan keagamaan dan akhir tahun. Namun, di balik dominasi perayaan Natal dan Tahun Baru, terdapat satu momen global yang relatif baru dan belum banyak dikenal publik, yakni Hari Bola Basket Sedunia yang diperingati setiap 21 Desember.
Peringatan ini pertama kali dirayakan pada 21 Desember 2023, setelah Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi menetapkannya melalui resolusi yang diadopsi pada 25 Agustus 2023.
Penetapan tersebut bukan tanpa alasan. PBB menilai bola basket telah berkembang melampaui sekadar cabang olahraga, menjadi medium yang efektif dalam mempromosikan perdamaian, pemberdayaan perempuan, serta mendorong inklusi sosial, termasuk bagi penyandang disabilitas, di berbagai belahan dunia.
Tanggal 21 Desember dipilih karena memiliki makna historis yang kuat. Pada tanggal yang sama di tahun 1891, permainan bola basket pertama kali diperkenalkan oleh Dr. James Naismith di Springfield, Massachusetts, Amerika Serikat.
Mengutip History.com, saat itu Naismith merancang permainan sederhana untuk dimainkan di dalam ruangan selama musim dingin. Ia hanya menggunakan dua keranjang buah persik yang dipaku di dinding gimnasium sebagai sasaran tembakan atau “ring”.
Meski lahir dari konsep yang sangat sederhana, bola basket berkembang pesat. Federasi Bola Basket Internasional (FIBA) mencatat, olahraga ini kini dimainkan dan diikuti oleh ratusan juta orang di berbagai negara. Popularitasnya menjadikan bola basket sebagai salah satu olahraga paling universal, mampu menjembatani perbedaan budaya, bahasa, dan latar belakang sosial.
Sejalan dengan semangat tersebut, liga-liga besar dunia seperti National Basketball Association (NBA) menyambut positif penetapan Hari Bola Basket Sedunia. Dalam berbagai kesempatan, NBA menegaskan bahwa bola basket tidak semata-mata berbicara tentang kompetisi dan kemenangan, melainkan juga nilai kebersamaan, disiplin, kerja sama, serta kesempatan yang setara bagi siapa pun.
Melansir laman Naismith Basketball Foundation, sejarah panjang bola basket bermula dari tugas yang diemban James Naismith pada awal 1890-an.
Saat bekerja untuk YMCA, ia diminta menciptakan permainan baru yang dapat dimainkan di dalam ruangan, terutama untuk menjaga kebugaran para siswa selama musim dingin. Dua tujuan utama diberikan kepadanya: permainan tersebut harus adil bagi semua pemain dan bebas dari unsur kekerasan.
Dalam proses merancang permainan baru, Naismith teringat pada permainan masa kecilnya di Ramsay Township yang dikenal sebagai “Duck on a Rock” atau “Bebek di Atas Batu”. Permainan ini dimainkan di halaman bengkel pandai besi dekat sekolah Bennie’s Corners, tempat Naismith bersekolah.
Dalam permainan tersebut, para pemain berdiri berbaris dengan jarak sekitar 15 hingga 20 kaki dari sebuah batu dasar. Masing-masing memegang batu seukuran kepalan tangan dan bergantian melempar untuk menjatuhkan batu “penjaga” yang diletakkan di atas batu dasar.
Jika lemparan berhasil, pemain dapat kembali ke barisan. Namun jika gagal, penjaga akan mengejar, dan apabila pelempar tertangkap sebelum berhasil mengambil kembali batu penjaga, posisi mereka akan bertukar.
Seiring waktu, para pemain menyadari bahwa melempar batu secara lurus seperti lemparan bisbol justru membuat batu memantul jauh dan mudah ditangkap. Dari situ berkembang teknik lemparan melengkung yang lebih mudah dikendalikan, lebih akurat, dan kecil kemungkinan memantul. Teknik ini kemudian melekat kuat dalam ingatan Naismith.
Ketika merancang permainan barunya pada 1891, Naismith menganalisis berbagai olahraga populer saat itu, seperti rugby, lacrosse, football, soccer, hockey, dan baseball.
Ia menyimpulkan bahwa permainan kasar kerap terjadi ketika pemain membawa, menggiring, atau menguasai bola dalam jarak dekat. Untuk meminimalkan kontak fisik, ia memutuskan menghilangkan unsur berlari sambil membawa bola.
Naismith juga memilih menggunakan bola sepak karena ukurannya yang lebih besar dan tidak bergerak secepat bola kecil. Selain itu, ia mengambil keputusan revolusioner dengan menempatkan gawang di atas kepala pemain. Tujuannya jelas, agar gawang tidak bisa dijaga secara fisik dan mengurangi benturan antar pemain.
Keputusan ini menimbulkan tantangan baru. Untuk pertama kalinya, sebuah permainan memiliki sasaran yang berada di atas area permainan. Pertanyaan pun muncul bagaimana cara mencetak angka? Jawabannya kembali pada ingatan Naismith tentang “Duck on a Rock”. Ia mengadopsi tembakan melengkung sebagai metode utama memasukkan bola ke dalam keranjang.
Dari rangkaian pemikiran tersebut, lahirlah permainan baru bernama basket ball, lengkap dengan 13 aturan dasar yang disusun Naismith untuk memandu jalannya permainan. Aturan-aturan inilah yang kemudian menjadi fondasi perkembangan bola basket modern.
Lebih dari satu abad sejak diperkenalkan, bola basket terus berevolusi, baik dari segi teknik, aturan, maupun perannya dalam masyarakat. Penetapan Hari Bola Basket Sedunia oleh PBB menjadi pengakuan resmi bahwa olahraga ini tidak hanya membentuk atlet, tetapi juga berkontribusi pada nilai-nilai kemanusiaan yang lebih luas. [UN]

