HARGA minyak mentah kembali melesat hingga 4 persen di tengah kekhawatiran konsumen akan prospek pemangkasan produksi minyak dunia oleh OPEC.
OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) adalah organisasi yang menghimpun negara-negara dengan produksi minyak terbesar dunia (di atas 1 juta barel per hari).
Tercatat harga minyak mentah Brent di pasar internasional naik menjadi 105 dolar AS per barel atau mengalami kenaikan 4 dolar AS. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan naik 3,95 dolar AS menjadi 97 dolar per barel.
Kenaikan ini terkait dengan prospek berkurangnya pasokan minyak mentah dari negara-negara anggota OPEC dan sekutunya. Selain itu konflik di Ukraina dan Libya juga memperparah harga komoditas energi ini.
“Harga minyak menanjak di tengah harapan pengurangan produksi dari OPEC dan sekutunya demi memulihkan keseimbangan pasar dalam menghadapi kebangkitan kembali kesepakatan nuklir Iran,” ujar Wakil Presiden Penelitian Komoditas Religare Broking Sugandha Sacheva.
dalam situs resminya, OPEC dijawalkan menggelar pertemuan yang menentukan arah dan kuantitas kebijakan produksi pada 5 September mendatang.
Sementara itu, kerusuhan di Libya menebar kekhawatiran akan terganggunya pasokan minyak dunia akibat menurunnya produksi dan hambatan pada distribusi.
Sejak pekan lalu, kerusuhan yang pecah menewaskan 32 warga Libya dan dikhawatirkan konflik akan berkembang lebih besar.
Di sisi lain, kenaikan harga minyak dipengaruhi juga oleh penguatan dolar AS yang menyentuh level tertinggi dalam 20 tahun terakhir.
Dolar AS semakinmenguat terhadap mata uang dunia semenjak Gubernur Bank Sentral AS The Federal Reserve Jerome Powell memberikan sinyal akan menjaga tingkat suku bunga tetap tinggu untuk beberapa waktu untuk mengendalikan inflasi.
Situasi ini dinilai akan berdampak negatif pada ekonomi Indonesia, pasalnya APBN 2022 dan 2023 masih menggunakan asumsi harga BBM 70 dolar AS dan 90 dolar AS.
Dengan terus meningkatnya harga minyak dunia maka defisit APBN akan semakin melebar untuk menutupi kebutuhan subsidi BBM dalam negeri. Untuk itu pemerintah tengah mengambil ancang-ancang untuk menaikan harga BBM bersubsidi di dalam negeri seperti Pertalite dan solar. [DES]