MENTERI PERTANIAN Syahrul Yasin Limpo mengatakan harga mie instan bisa akan naik tiga kali lipat dan Perang Rusia dan Ukraina disebut-sebut menjadi penyebab kenaikan harga tersebut.

Tidak bisa dielakkan bahwa kedua negara yang sedang berperang itu merupakan pemasok gandum terbesar di dunia. Akibat perang yang terjadi maka gandum yang biasa diekspor kini tidak bisa keluar dari dua negara tersebut. Menurut Limpo ada 180 juta ton gandum tidak bisa keluar.

Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus (Franky) Welirang buka suara terkait isu kenaikan harga mie instan yang bisa mencapai 3 kali lipat. Ia mengatakan hal itu berlebihan. Untuk diketahui, salah satu merek mie instan yang dikeluarkan oleh Indofood ialah Indomie.

Franky menjelaskan, saat ini harga gandum internasional sudah berada di level tertingginya. Karena itu, ia menilai harga gandum tak akan mengalami kenaikan lagi.

“Saya kira itu berlebihan terkait hal itu (kenaikan harga mie instan 3 kali lipat). Lah harga gandum sudah tertinggi hari ini, harga terigu juga sudah tertinggi,” jelas Franky kepada detikcom, Senin (10/8/2022).

Lebih lanjut ia menjelaskan, penentuan harga mi instan tak hanya berdasarkan nilai gandum. Ada komponen lain yang juga ikut mempengaruhi nilai jual mie instan.

“Dalam mie instan itu 40%nya terdiri dari packaging material, kan ada kantor, ada plastik dsb. Waktu harga minyak goreng naik 100% ribut nggak? Kalau cabe naik 300% ribut nggak? mie instan? nggak. Kok terigu naik nggak sampai 100% saja sudah ribut,” jelasnya.

Untuk itu, ia meminta agar masyarakat tak perlu khawatir secara berlebih terkait dengan isu kenaikan harga mie instan. Sebab, kata dia, industri terigu di dalam negeri bisa mengantisipasinya. Terlebih, Franky mengatakan, Indonesia mengimpor gandum ke 30 negara.

Trading Economics mencatat, sesi perdagangan hari Selasa (9/8/2022), harga gandum naik ke US$7,81 per bushel. Harga gandum internasional sempat melambung ke US$12,77 per bushel di 17 Mei 2022, sebagai dampak memanasnya perang Rusia-Ukraina.

Terpantau harga tepung terigu memang terus beranjak naik.

Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, harga tepung terigu pada 9 Agustus 2022 melonjak 16,19% atau Rp 1.700 menjadi Rp12.200 dibandingkan 8 Januari 2022 yang masih Rp10.500.

Kenaikan Harga Mie Instan

Berdasarkan catatan CNBC Indonesia, harga Indomie Bawang pada 30 Januari 2022 dan 12 Maret 2022 adalah Rp 2.400 per bungkus.

Namun pada 6 Juli dan 1 Agustus 2022 sudah menjadi Rp 2.700 per bungkus.

Indomie Kuah Rasa Ayam Bawang 1 dus isi 40 bungkus di bulan April 2022 masih dibanderol Rp 96.900. Artinya, jika per bungkus harganya adalah Rp2.422,5 atau jika dibulatkan Rp2.500.

Jika mengacu harga di ritel modern saat ini, harganya sudah mencapai Rp.3000 per bungkus. Artinya, ada kenaikan Rp500

Harga 1 dus Indomie Goreng isi 40 pada 12 Juli 2022 adalah Rp 105.000, namun per 6 Agustus harganya sudah naik jadi Rp 112.000.

Padahal, di bulan April 2022, harganya masih Rp103.900.

Upaya Yang Dilakukan Oleh Pemerintah

Gandum memang bukan produk Indonesia, maka pemerintah tidak bisa mengendalikan harganya. Renata Puji yang merupakan Manager Program Agroekosistem dari yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati) mengatakan bahwa sebenarnya bahan baku gandum bisa diganti dengan sumber pangan lokal.

“Indonesia 100 persen impor gandum. Gandum tidak ditanam di Indonesia tapi Indonesia punya sumber-sumber karbohidrat lain yang bisa digunakan sebagai tepung-tepungan”, demikian Renata

Beberapa bahan pangan yang bisa menggantikan misalnya tepung dari umbi-umbian, singkong, sorgum atau jenis serealia lainnya.

“Kalau ngomongin gandum itu kan tepungnya, tepung yang sekarang diimpor 100 persen. Ketergantungan Indonesia sangat tinggi. Orang Indonesia kalau tidak makan gandum kayaknya kurang oke, lalu harga murah itu karena ada subsidi,” imbuhnya

Pemerintah sebenarnya  telah membuat kebijakan agar produsen mie instan yang menggunakan gandum diminta untuk memakai 10 persen tepung lokal. [S21]