ilustrasi hantu jeruk purut (Sumber: ist)

Koran Sulindo – Jakarta, sebagai kota metropolitan yang tak pernah tidur, ternyata menyimpan banyak cerita mistis yang bisa membuat bulu kuduk berdiri.

Salah satunya adalah legenda Hantu Jeruk Purut. Kisah ini sudah menghantui warga sejak akhir 1980-an dan masih terus dibicarakan hingga kini.

Seperti banyak urban legend lainnya, cerita ini tumbuh subur dari mulut ke mulut, semakin berkembang dengan berbagai versi yang membuat siapa pun yang mendengarnya tak bisa menahan rasa penasaran.

Konon, sosok menyeramkan ini sering terlihat di TPU Jeruk Purut, sebuah tempat pemakaman umum yang terletak di Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Bukan sekadar penampakan biasa, hantu ini digambarkan sebagai seorang pastor yang mengenakan pakaian khasnya, namun dengan satu perbedaan yang sangat mencolok, kepalanya tidak lagi menempel di tubuhnya.

Kepala tersebut dikatakan dibawa oleh sang pastor di tangannya, sambil berjalan diikuti oleh seekor anjing hitam besar. Sosok ini kerap muncul pada malam hari, menciptakan suasana mencekam di tengah sunyi dan gelapnya makam.

Kisah Hantu Jeruk Purut mulai mencuat pada tahun 1986, ketika seorang penjaga makam mengaku melihat penampakan hantu ini berkeliaran di sekitar area pemakaman.

Kabar ini cepat menyebar ke masyarakat luas, terutama karena TPU Jeruk Purut sudah lama dikenal sebagai salah satu tempat angker di Jakarta.

Meski pemakaman ini sebenarnya dirawat dengan baik, kisah penampakan hantu tersebut membuatnya semakin terkenal sebagai lokasi yang penuh dengan misteri.

Ada beberapa versi cerita yang berkembang tentang asal-usul hantu ini. Salah satu yang paling banyak dipercaya adalah bahwa pastor ini sebenarnya merupakan korban salah bacok pada masa kolonial Belanda.

Sang pastor, yang pada saat itu sudah menjadi warga negara Indonesia, diduga tewas karena kesalahpahaman. Ia dianggap sebagai penjajah, padahal sebenarnya ia hanyalah seorang pendeta yang tinggal di Indonesia.

Selain itu, ada versi lain yang mengatakan bahwa arwah pastor ini gentayangan karena ia sedang mencari makamnya yang hilang.

Menurut rumor yang beredar, makam aslinya bukanlah di TPU Jeruk Purut, melainkan di TPU Tanah Kusir. Kesalahan ini membuat arwahnya tidak tenang dan terus berkeliaran di sekitar TPU Jeruk Purut, mencari tempat peristirahatan yang benar.

Lebih menyeramkan lagi, penampakan hantu ini sering dikaitkan dengan tanda-tanda tertentu. Konon, kehadirannya selalu diawali dengan lolongan anjing hitam yang menyertai pastor tanpa kepala tersebut.

Masyarakat sekitar juga percaya bahwa hantu ini hanya akan muncul pada malam Jumat. Bagi yang benar-benar ingin “bertemu” dengannya, ada syarat tak tertulis yang harus dipenuhi, yaitu datang dalam jumlah ganjil, seperti satu, tiga, atau lima orang.

Namun, keberadaan Hantu Jeruk Purut tidak hanya terbatas di TPU Jeruk Purut saja. Seiring berjalannya waktu, beberapa lokasi lain di Jakarta juga mulai dikaitkan dengan kisah mistis ini. Beberapa saksi bahkan mengaku melihat sosok pastor ini di tempat lain, menjadikan cerita ini semakin luas dan tak terbatas hanya di satu area.

Entah karena rasa penasaran atau keberanian yang didorong oleh cerita dari mulut ke mulut, TPU Jeruk Purut sering menjadi tujuan orang-orang yang ingin menguji nyali, terutama pada malam-malam tertentu yang dianggap angker.

Bagi para pemburu hantu atau mereka yang penasaran dengan dunia mistis, kisah Hantu Jeruk Purut adalah satu dari sekian banyak cerita yang menarik untuk diselami. Namun, di sisi lain, bagi yang mudah takut, cerita ini cukup untuk membuat jantung berdegup kencang tanpa perlu berkunjung langsung ke TPU Jeruk Purut.

Apakah hantu ini benar-benar ada atau hanya sekadar mitos yang terus berkembang, tidak ada yang bisa memastikan. Tetapi satu hal yang pasti, kisah Hantu Jeruk Purut tetap hidup dan terus menghantui imajinasi banyak orang. [UN]