Dunia hiburan Tanah Air kembali berduka. Musisi muda berbakat, pencipta lagu, komedian, penata musik, dan penyiar radio ini meninggal dunia pada usia 26 tahun. Gusti Irwan Wibowo atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Gustiwiw, meninggal dunia pada Minggu, 15 Juni 2025. Kabar duka ini pertama kali diumumkan oleh komika sekaligus aktor Ananta Rispo melalui unggahan di akun X miliknya.
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Saya bersaksi demi Allah @gustiwiw orang baik, baik banget malah. Semoga tenang dan ditempatkan di tempat terbaik, Allah ampuni dosanya, Allah terima amal ibadahnya, aamiin,” tulis Rispo dalam unggahannya.
Ucapan belasungkawa pun mengalir deras dari rekan-rekan sesama seniman, penggemar, hingga komunitas kreatif yang pernah bersentuhan dengan karya dan kepribadian almarhum. Kepergian Gustiwiw menjadi luka mendalam, bukan hanya karena kehilangan sosok berbakat, tetapi juga karena ia adalah simbol kreativitas muda yang tak kenal batas.
Gustiwiw lahir di Bekasi pada 28 November 1999. Bakat musikalnya tampaknya menurun dari sang ayah, Timur Priyono, pencipta lagu-lagu legendaris seperti Yang Penting Hepi dan Sedap Betul yang mewarnai industri musik Indonesia pada era 80-an.
Selain darah seni dari keluarga, Gusti juga memperdalam ilmunya di SMK musik di Jakarta dan sempat berkuliah di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) jurusan Pendidikan Seni Musik. Meski tidak menyelesaikan kuliahnya, ia dikenal aktif dalam paduan suara dan sempat menjadi pengajar vokal di berbagai kegiatan musik kampus.
Karier solonya dimulai pada 2018 lewat single debut bertajuk Pertanyaan, yang memperkenalkan dirinya sebagai musisi dengan warna khas. Ia kemudian bergabung dalam IndomusikTeam, membuka jalan lebih lebar ke panggung musik nasional.
Tak hanya bernyanyi, Gustiwiw juga dikenal sebagai produser, penata musik, penyiar radio, dan konten kreator. Ia menciptakan istilah “Endikup” — singkatan dari enak di kuping — yang menjadi ciri khas dari karya-karyanya yang ringan, lucu, dan catchy.
Salah satu lagu paling ikonik darinya adalah Diculik Cinta, yang menjadi soundtrack film komedi GJLS: Ibuku Ibu-Ibu. Lagu ini tak hanya sukses sebagai bagian dari film, tapi juga meledak di media sosial, menjadi latar suara berbagai konten video pendek di TikTok dan Instagram.
Dalam mini album PLATONIS, Gustiwiw menampilkan sisi lain dari musikalitasnya yang lebih mendalam. Album ini terdiri dari empat lagu: Akhir Awal, Pertanyaan, Malam yang Tak Menentu, dan Peralihan. Seluruh lagu dalam album ini mengangkat tema cinta dan kegelisahan khas remaja, membuktikan bahwa di balik guyonannya yang khas, Gustiwiw adalah penulis lagu yang peka terhadap emosi dan pengalaman hidup.
Gaya Satir dan Parodi yang Menyentuh
Tidak hanya lagu serius, Gustiwiw juga dikenal lewat sentuhan humornya yang cerdas. Salah satu karya parodinya yang viral adalah Innalillahi Aaliyah, plesetan dari lagu She Knows milik J. Cole, yang menjadi tren besar di TikTok dan memperkuat eksistensinya sebagai seniman digital masa kini.
Lagu Lanjutkan Perjuangan Kita!, yang dirilis pada Desember 2024, menunjukkan bahwa di balik selera humornya, Gustiwiw juga memiliki kepedulian terhadap isu sosial dan semangat perjuangan generasi muda.
Sebagai produser dan kolaborator, Gustiwiw telah menciptakan dan meracik musik untuk sejumlah musisi ternama Indonesia, seperti:
Jebung – 20
Alsa Aqilah – NA NA NA, I Wanna
Gia Sabila – Halu Merindu
Ardhito Pramono – Arah, Rasa-Rasanya
Nadin Amizah – Album Selamat Ulang Tahun
Ia juga sukses mengaransemen ulang lagu anak Icik-Icik Bum Bum bersama Bunga Nafisa Zahra dengan gaya modern yang menyentuh rasa nostalgia pendengar lintas generasi.
Penampilan Panggung dan Reputasi
Gustiwiw pernah tampil di panggung-panggung besar seperti Synchronize Festival 2024 dan Stage Bus Jazz Tour, di mana penampilannya selalu ditunggu-tunggu karena membawa elemen kejutan, interaktif, dan penuh hiburan.
Meninggal dunia pada usia muda membuat kepergian Gustiwiw menjadi kehilangan besar bagi dunia musik dan hiburan Indonesia. Namun, warisan kreatifnya akan terus hidup dalam lagu-lagu, tawa, dan semangat yang ia tinggalkan.
Gustiwiw bukan hanya seorang musisi. Ia adalah penggerak kreativitas lintas medium dari panggung ke layar, dari studio ke dunia maya. Dan kini, meski raganya telah tiada, suaranya akan terus terdengar abadi. [UN]