Gunung Api Ile Lewotolok di Lembata, Nusa Tenggara Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik pada Rabu (27/3/2024) pagi, disertai dengan hujan abu. Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok, Yeremias Kristianto Pugel, menjelaskan bahwa selama periode pengamatan pada Rabu pukul 00.00 Wita hingga 06.00 Wita, teramati hujan abu melanda wilayah sektoral selatan gunung tersebut.
“Terjadi hujan abu dengan intensitas ringan di sektor selatan Gunung Api Ile Lewotolok,” ujar Yeremias di Kantor Pos PGA Ile Lewotolok di Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape, Rabu (27/3/2024). Yeremias memberikan imbauan kepada warga yang berada di dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara, seperti Desa Jontona dan Todanara, untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer.
Imbauan tersebut diberikan untuk menghindari gangguan pernapasan dan masalah kesehatan lainnya yang mungkin timbul akibat abu vulkanik. Warga diminta untuk menggunakan masker pelindung mulut, hidung, serta perlengkapan lainnya untuk melindungi mata dan kulit.
Selain itu, warga juga diminta untuk mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava serta awan panas dari bagian selatan dan tenggara puncak gunung. PGA Ile Lewotolok mencatat adanya lima kali gempa letusan dengan berbagai parameter, serta lima kali letusan asap kawah dengan tinggi mencapai 200-300 meter.
Yeremias juga menyebutkan bahwa asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tinggi, mencapai ketinggian 100-1000 meter di atas puncak kawah. Angin bertiup lemah ke arah selatan dan barat, dengan suhu udara berkisar antara 24 hingga 27.6 derajat Celcius.
Hingga saat ini, status Gunung Ile Lewotolok tetap berada di level III atau Siaga. Warga dan wisatawan diimbau untuk mematuhi rekomendasi yang ditetapkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), serta tetap waspada terhadap perkembangan situasi di sekitar Gunung Ile Lewotolok. [UN]