Koran Sulindo – Ada hantu berkeliaran di Eropa – hantu komunisme. Demikian kalimat pembuka dalam Manifesto Partai Komunis yang disusun Karl Marx dan Engels pada 1848. Manifesto itu, demikian Marx, membuat kekuasaan di Eropa menyatukan diri dalam suatu persekutuan keramat untuk mengusir hantu ini.
Kendati telah berjarak ratusan tahun, berdasarkan laporan The Independent, Eropa terutama Gubernur Bank Inggris ketakutan terhadap manifesto tersebut. Kondisi objektif hari ini akibat kemajuan teknologi dapat membangkitkan hantu komunisme itu. Demikian kata Mark Carney, Gubernur Bank Inggris.
Pengangguran massal, pertumbuhan ekonomi dan upah yang berjalan di tempat, menurut Carney, akan memicu munculnya marxisme. Ia sungguh-sungguh mengingatkan hal itu. Kemajuan teknologi dapat menyebabkan jutaan buruh kehilangan pekerjaan, pengangguran massal terjadi, upah dan pertumbuhan stagnan sehingga memicu bangkitnya hantu komunisme pada generasi hari ini.
“Marx dan Engels mungkin akan kembali relevan,” tutur Carney yang dihantui bangkitnya komunisme seperti dikutip The Independent beberapa waktu lalu.
Carney yang berbicara dalam Canada Growth Summit menuturkan, peningkatan kecerdasan buatan, big data dan mesin berteknologi tinggi dapat menyebabkan kesenjangan besar antara buruh yang memiliki keterampilan dengan buruh yang tidak memiliki keterampilan.
Sejak revolusi industri pertama, dari sudut pandang buruh, manfaatnya tidak terlalu dirasakan termasuk dalam hal upah hingga paruh kedua abad ke-19. Lebih lanjut, Carney mengatakan, jika kita sekarang mengganti pabrik tekstil menjadi platform, telegram menjadi twittr, situasi hampir sama dengan 150 tahun lalu ketika Marx bersama Engels menulis Manifesto Partai Komunis.
Revolusi industri menyaksikan betapa peningkatan produksi pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 tidak paralel dengan peningkatan upah buruh selama beberapa dekade. Umumnya orang-orang meyakini “ekstrem kiri dan kanan” muncul di Eropa sebagai akibat ketidakadilan.
Carney akan segera pensiun dari jabatannya pada 2019. Sejak krisis keuangan terjadi, pertumbuhan upah di Eropa mengalami perlambatan dan kejadian tersebut mengulang apa yang terjadi pada abad ke-19.
Ketiadaan lapangan kerja, kata Carney, sebagian disebabkan pekerja menengah ke atas kini menemukan komputer yang mampu menyelesaikan tugas-tugas tertentu, termasuk pekerjaan yang selama ini membutuhkan keterampilan.
“Ada yang tidak sinkron. Berdasarkan survei, lebih dari 90 persen warga menganggap pekerjaannya tidak terpengaruh oleh teknologi tingkat tinggi. Sedangkan jumlah persentase yang sama justru berpikir sebaliknya dari pemimpin perusahaan yang merasa pekerjaan mereka akan terpengaruh teknologi tingkat tinggi,” Carney menambahkan.
Ia lalu mencontohkan bagaimana sebuah kantor jasa penasihat hukum yang menggunakan kecerdasan buatan menyisir dokumen dan mencari bukti. Itu dulu pekerjaan seorang advokat pemula. Kini bank bahkan menggabungkan antara kecerdasan buatan big data untuk mengkomputerisasi layanan konsumen sehingga menyebabkan pengangguran.
Selain pekerjaan jasa, buruh seperti sopir taksi atau truk juga bakal tergerus karena teknologi kini memungkinkan berjalan tanpa sopir. Kecenderungannya kini melawan ide awal bahwa hanya pekerjaan manual yang akan dikerjakan mesin. Pada akhirnya, Carney memperkirakan, pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan emosional hanya untuk medis dan rekreasi. [KRG]