Foto Joseph Stalin (tengah) bersama kepala NKVD Nikolai Yezhov (kanan) pada tahun 1936. (Sumber: The Collector)

Great Purge atau Pembersihan Besar-besaran adalah kampanye represi politik Stalin yang terjadi dari tahun 1934 hingga 1939 di Uni Soviet. Kampanye ini bertujuan melenyapkan siapa pun yang Stalin anggap sebagai ancaman, termasuk petani yang relatif kaya (kulak), kaum minoritas nasional dan etnis, pejabat pemerintah, dan pimpinan Tentara Merah.

Pembunuhan Sergei Kirov, salah satu anggota dan organisator awal Partai Bolshevik, pada tanggal 1 Desember 1934 menandai dimulainya Great Purge.

Target awal Great Purge sebagian besar adalah kaum intelektual, seperti seniman dan penulis, yang mungkin memiliki perbedaan pendapat dengan Stalin. Namun, meluasnya fasisme di Eropa mulai menyebabkan ketakutan terhadap kaum fasis di kalangan Tentara Merah.

Maka pada tahun 1937, para perwira militer senior dituduh sebagai mata-mata asing. Hingga 1939, ribuan perwira Tentara Merah dieksekusi atas tuduhan berkolusi dengan pemerintah asing, khususnya Nazi Jerman.

Stalin lalu memperingatkan tentang munculnya “kolom kelima”, yaitu sebuah kelompok yang terdiri dari siapa saja yang berani menentang kekuasaannya. Dia khawatir para perwira tinggi yang populer, seperti Mikhail Tukhachevskii, suatu hari nanti akan bersaing untuk merebut kekuasaan.

Polisi rahasia negara Soviet (NKVD) lantas tumbuh menjadi badan negara yang kejam, menangkap ribuan pejabat pemerintah dan kaum Bolshevik Lama. Karl Radek adalah salah satu pemimpin awal Komunis Internasional yang diadili di Moskow pada tanggal 23 Januari 1937. Dia berakhir meninggal di penjara.

Praktik penangkapan ini menjadi alat pembenaran dan berfungsi menunjukkan bahwa negara memang “diserang” oleh kekuatan kontra-revolusioner.

Mereka yang tertangkap biasanya langsung dinyatakan bersalah atas perilaku kontra-revolusioner dan pengkhianatan. Semua bukti yang dihadirkan dalam pengadilan selama Great Purge berasal dari pemeriksaan awal dan dari pengakuan para tersangka.

Akan tetapi, banyak kasus yang dibuat-buat oleh NKVD. Dan di bawah tekanan penyiksaan dan intimidasi yang intensif, para tersangka terpaksa membuat pengakuan. Itulah sebabnya pengadilan-pengadilan seperti ini sering disebut pengadilan pertunjukan.

Para pengamat terkadang diam-diam mencatat absurditas persidangan, yang mencakup tuduhan spionase dan sabotase yang keterlaluan. Baik pengamat asing maupun domestik menyadari bahwa persidangan itu hanyalah tipuan, tetapi teror Stalin dan NKVD membungkam semua perbedaan pendapat di Uni Soviet.

Para terdakwa mendapat hukuman beragam, mulai dari eksekusi, penjara, atau dikirim ke Gulag. Gulag merupakan kamp kerja paksa yang memiliki sistem birokrasinya sendiri. Pada akhirnya, Stalin menjadi satu-satunya pemimpin revolusioner Bolshevik yang tidak diadili karena sesuatu.

Dampak Great Purge

Great Purge berdampak negatif pada semua aspek di Uni Soviet. Dari segi militer, penangkapan ribuan tentara secara signifikan membuat Tentara Merah tidak mampu berperang dengan efektif. Antara tahun 1937 dan 1938, sekitar 35.000 perwira Tentara Merah dicopot dari jabatan mereka.

Meskipun sebagian besar akhirnya kembali sebelum invasi Jerman ke Uni Soviet pada tanggal 22 Juni 1941 (Operasi Barbarossa), banyak orang sepakat bahwa Great Purge merusak kemampuan pertahanan Uni Soviet secara substansial. Dan para perwira yang tidak tertangkap dalam pembersihan menggunakan taktik perang yang sudah ketinggalan zaman, yang mana menurunkan moral angkatan bersenjata hingga ke titik terendah sepanjang masa.

Dari segi ekonomi, Great Purge menyebabkan inefisiensi, stagnasi, dan kemerosotan ekonomi. Penangkapan dan eksekusi pekerja terampil, insinyur, dan administrator mengganggu industri dan pertanian. Produksi bahan bakar vital dan material konstruksi seperti batu bara, minyak, dan kayu melambat dibandingkan sektor ekonomi lainnya pada pertengahan tahun tiga puluhan.

Dari segi sosial, Great Purge menimbulkan paranoia dan histeria massal. Banyak orang, dewasa dan anak-anak, tidak tidur karena takut akan mendengar ketukan di pintu di tengah malam. Mereka juga khawatir tindakan apapun akan menimbulkan kecurigaan yang berujung pada penangkapan.

Keluarga-keluarga sering tidak mengetahui bahwa kerabat mereka telah diadili atau dibunuh. Dan begitu mereka tahu, mereka berusaha menyembunyikan fakta tersebut. Banyak juga keluarga yang diusir dari apartemen mereka oleh Negara. Mereka dipecat dari pekerjaan, dikeluarkan dari universitas dan Komsomol (Liga Pemuda Komunis), dan sering kali tidak dapat memperoleh pekerjaan baru.

Anak-anak korban pembersihan menjadi yatim-piatu dan secara resmi dicap sebagai “Anggota Keluarga Pengkhianat Tanah Air” atau anak-anak “Musuh Rakyat”. Sementara itu, anak-anak dan cucu yang lahir setelah Great Purge mungkin diberitahu bahwa ayah atau kakek mereka telah tewas dalam Perang. Ini dapat menyebabkan krisis identitas yang mendalam.

Great Purge juga menghambat kebebasan berpikir dan berekspresi, karena banyak kaum intelektual, seniman, dan penulis ditangkap atau ketakutan akan ditangkap. Dan dari segi politis, Great Purge melemahkan efektivitas tata kelola dan pengambilan keputusan. Banyak pejabat Partai Komunis yang berpengalaman digantikan oleh orang-orang yang kurang kompeten.

Meskipun perkiraannya bervariasi, sebagian besar ahli percaya setidaknya 750.000 orang tewas selama Great Purge. [BP]