Koran Sulindo – Gojek dan Grab menyediakan layanan jasa antar dan jemput untuk para tenaga medis di Indonesia yang hingga saat ini berjuang menangani pasien virus corona. Kehadiran jasa angkutan daring ini untuk memudahkan tenaga medis, yang kelelahan setelah berjuang melayani pasien-pasien yang diduga terpapar virus menular ini.
Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Gojek Shinto Nugroho mengatakan, dukungan untuk tenaga medis juga diberikan dalam bentuk penyediaan makanan-makanan bergizi dari para mitra di bidang usaha makanan.
“Kami bekerja sama dengan UMKM, menyediakan makanan bergizi untuk profesional medis kita,” kata Shinto di Jakarta, Senin (23/3).
Hal yang sama juga disampaikan Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi. Perusahaannya menyiagakan semua armada untuk para tenaga medis yang kelelahan. “Kami pastikan mobilnya didisinfeksi setiap hari sehingga memberikan kenyamanan pada penumpang,” kata Neneng.
Namun, kedua perusahaan itu tidak menyebutkan secara rinci mengenai biaya jasa tersebut. Termasuk mekanisme pemesanannya.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Oscar Primadi menyambut baik upaya kolaborasi semua komponen masyarakat dalam menghentikan penyebaran virus corona di Indonesia.
“Saya (mewakili menteri kesehatan dan pemerintah Indonesia) berterima kasih kepada semua penggiat teknologi yang ikut memikirkan masalah kita yang besar ini,” kata Oscar.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan menggandeng Gojek dan Halodoc meluncurkan layanan telemedic untuk membantu menyaring pasien berisiko virus corona, dan hal serupa juga dilakukan dengan Grab bersama Good Doctor melalui layanan GrabHealth.
“Kita mengalami masalah keterbatasan tapi ini bukan alasan. Harapan kami, komunikasi, informasi dan edukasi menghadapi pandemi bisa sampai ke semua lapisan masyarakat. Melalui Platform (teknologi) ini komunikasi bisa lebih masif,” tutur Oscar.
Pada akhirnya, melalui kerja sama ini penumpukan pasien di rumah sakit bisa dicegah karena masyarakat paham kapan harus ke rumah sakit atau hanya perlu melakukan isolasi diri.
“Kami yakin pemanfaatan teknologi terkait pencegahan virus corona. Kami tidak ingin rumah sakit menumpuk, masyarakat kebingungan walau sebenarnya tuntunan dan guideline sudah kami berikan. Masyarakat bisa paham kapan harus ke rumah sakit atau self isolation di rumah,” kata Oscar. [WIS]