Koran Sulindo – Gempa bumi yang terjadi di Tasikmalaya, Jawa Barat yang terjadi menyebabkan ribuan rumah warga dan bangunan lainnya rusak. Gempa yang terjadi, Jumat (15/12) itu juga merengut tiga korban jiwa.
Data sementara dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebutkan akibat gempa sedikitnya 2.935 rumah warga rusak. Dari jumlah itu, 451 rumah rusak berat, 579 rumah rusak sedang, dan 1.905 rumah rusak ringan. Selain merusak rumah warga, gempa berkekuatan 6,9 SR itu juga merusak 46 unit sekolah/madrasah, 38 unit tempat ibadah, 9 kantor, dan 4 rumah sakit serta puskesmas.
“Kerusakan terdapat di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dengan daerah yang paling terdampak adalah di Jawa Barat,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho seperti dikutip dari keterangan pers, Minggu (17/12).
Di wilayah Jawa Barat, daerah yang terdampak paling parah adalah Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis dan Pangandaran. Keempat kota itu merupakan kota paling dekat jaraknya dari pusat gempa.
Menurut Sutopo, empat kepala daerah di wilayah tersebut telah menetapkan status tanggap darurat penanganan gempabumi selama 7 hari terhitung sejak Sabtu, 16 Desember dan dapat diperpanjang sesuai situasi lapangan.
“Gempa tidak merusak sarana dan prasarana umum yang vital seperti jalan raya, jembatan, utilitas listrik, utilitas air minum, dan lainnya. Pendataan masih dilakukan. Diperkirakan jumlah kerusakan akan bertambah,” kata Sutopo.
Dari 1.362 unit rumah yang mengalami kerusakan di Kabupaten Tasikmalaya, 192 rumah rusak berat, 76 rumah rusak sedang, dan 1.094 rumah rusak ringan. Di Ciamis 117 rumah rusak berat, 239 rumah rusak sedang, dan 403 rumah rusak ringan. Sedangkan di Pangandaran 60 rumah rusak berat, 75 rusak sedang, dan 185 rusak ringan.
Sutopo juga menambahkan, BNPB sudah mencairkan dana operasional tanggap bencana sebesar Rp 250 juta untuk empat daerah tersebut. Sedangkan untuk perbaikan pemukiman yang rusak bakal dipenuhi melalui bantuan stimulan dana dari BNPB.
Selain merusak ribuan rumah, BNPB tiga korban jiwa akibat gempa tersebut. Ketiganya adalah Hj Dede Lutfi (62) warga Desa Gunungsari, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, Aminah (80),Warga Sugihwaras, Kelurahan Kauman, Kota Pekalongan dan Fatimah (34) warga Dusun Jambon Desa Argosari Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Aminah dan Hj Dede Lutfi meninggal tertimpa tembok rumah yang roboh, sementara Fatimah meninggal lantaran panik dan terjatuh saat gempa terjadi. Selain korban BNPB juga mencatat 7 orang luka-luka akibat gempa tersebut.
Menurut catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa Tasikmalaya diikuti 19 gempa susulan dengan yang terbesar mencapai 5,7 skala Richter.
Gempa Tasikmalaya diawali dengan gempa kekuatan sebesar 7,3 SR namun kemudian menurun menjadi 6,9 SR. BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami pada pukul 23.47 WIB untuk wilayah Tasikmalaya dan Ciamis. Peringatan tersebut dicabut pukul 02.30 WIB Sabtu dini hari setelah petugas pengamat tak menemukan tanda-tanda tsunami.[TGU]