Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto/korasulindo.com

Koran Sulindo – Fundamental perekonomian Indonesia disebut masih dalam posisi baik karena mampu tumbuh walau hanya 5% pada 2019. Pertumbuhan itu didorong konsumsi dalam negeri dan investasi yang menunjukkan iklim kompetitif dan investasinya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, keberhasilan tersebut tidak terlepas dari sinergi kebijakan antar-lembaga pemerintah termasuk untuk mengatasi segala tantangan di 2020.

“Sinergi kebijakan fiskal dan moneter, reformasi struktural, dan keberlanjutan akan menstimulasi transformasi ekonomi,” kata Airlangga dalam keterangan resminya di acara Mandiri Investment Forum 2020, Jakarta, Rabu (5/2).

Airlangga menuturkan, pemerintah berkomitmen untuk membawa perubahan yang akan menghindarkan jebakan pendapatan menengah dalam jangka panjang. Ada 7 agenda yang termasuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi dan menyokong transformasi ekonomi.

“Ketujuh agenda itu sejalan dengan lima program prioritas Presiden Joko Widodo yang bertujuan membangun negara dengan kedaulatan, otonomi serta berkararakter kuat berdasarkan prinsip ‘gotong-royong’,” kata Airlangga.

Penyederhanaan regulasi akan dijalankan, kata Airlangga. Tujuannya memperbaiki iklim investasi dan menarik foreign direct investment (FDI) ke Indonesia. Melalui RUU Cipta Lapangan Kerja, beberapa regulasi yang dinilai menghambat penciptaan lapangan kerja sudah dihapus. RUU yang menggunakan metode Omnibus Law ini akan mendorong penciptaan pekerjaan berkualitas tinggi dan juga investasi.

“Keefektifan investasi di Indonesia akan ditingkatkan dengan meningkatkan investasi itu pada bidang produktif. Dengan begitu, lapangan kerja yang lebih berkualitas akan dapat diciptakan untuk mengisi kebutuhan di dunia kerja,” kata Airlangga.

Merujuk kepada berbagai data agensi Credit Rating memperhitungkan Indonesia sebagai negara yang bagus untuk investasi dengan risiko rendah. Japan Credit Rating Agency (JCR), misalnya, telah menaikkan sovereign debt rating Indonesia dari BBB dengan proyeksi positif menjadi BBB+ dengan proyeksi stabil pada Januari 2020.

Kemudian, Global Competitiveness Index dari World Economic Forum (WEF) serta World Competitiveness Index dari IMD memperlihatkan peningkatan pada daya saing bisnis dan digital di Indonesia, sehingga berinvestasi di negara ini masih aktraktif. [KRG]