Fort Rotterdam (Foto: indonesia.travel)

Makassar, ibu kota Sulawesi Selatan, adalah salah satu kota yang kaya akan sejarah dan budaya. Salah satu peninggalan paling mencolok dari masa lalu kota ini adalah Fort Rotterdam, sebuah benteng megah yang tidak hanya menjadi saksi bisu perjalanan panjang sejarah bangsa, tetapi juga menyimpan kisah-kisah misterius yang menarik perhatian.

Dari perannya sebagai pusat pertahanan Kerajaan Gowa hingga menjadi simbol dominasi kolonial Belanda, Fort Rotterdam terus memikat hati para pengunjung dengan keindahan arsitekturnya dan aura mistis yang mengelilinginya.

Bagaimana sebuah benteng yang berdiri sejak abad ke-16 ini mampu bertahan sebagai salah satu ikon budaya Indonesia? Mari kita telusuri sejarah dan mitos yang menyelimuti Fort Rotterdam.

Sejarah Fort Rotterdam

Fort Rotterdam didirikan pada tahun 1545 oleh Raja Gowa X, Daeng Matanre Karaeng Tumapa’risi’ Kallonna, sebagai bagian dari sistem pertahanan Kerajaan Gowa. Melansir beberapa sumber, benteng ini awalnya dikenal sebagai Benteng Ujung Pandang dan dibangun dengan bentuk segi empat menggunakan bahan batu dan tanah liat. Desain awalnya mencerminkan kebutuhan militer Kerajaan Gowa dalam menghadapi ancaman eksternal.

Setelah Perjanjian Bongaya pada tahun 1667, Fort Rotterdam jatuh ke tangan Belanda akibat kekalahan Kesultanan Gowa dalam Perang Makassar. Belanda melakukan renovasi besar-besaran dari tahun 1673 hingga 1679, mengubah struktur benteng menjadi lebih kokoh dengan enam bastion. Nama Fort Rotterdam diberikan sebagai penghormatan kepada kota kelahiran Laksamana Cornelis Speelman, yang memimpin penaklukan Makassar.

Keunikan bentuk benteng ini menyerupai seekor penyu, yang konon melambangkan filosofi bahwa Kesultanan Gowa akan tetap bertahan meski tertunduk oleh penjajah. Oleh karena itu, Fort Rotterdam kerap disebut sebagai “Benteng Penyu”.

Peran Sepanjang Sejarah

Selama berabad-abad, Fort Rotterdam menjalani berbagai peran. Pada masa kolonial, benteng ini menjadi pusat militer dan administrasi Belanda. Di era pendudukan Jepang, benteng digunakan untuk penelitian ilmiah. Setelah kemerdekaan Indonesia, fungsi benteng beralih menjadi pusat kegiatan pertahanan TNI sebelum akhirnya dipugar menjadi museum dan pusat budaya.

Pada tahun 1970-an, pemerintah Indonesia melakukan pemugaran besar-besaran untuk melestarikan Fort Rotterdam. Saat ini, benteng ini menjadi destinasi wisata sejarah dan budaya. Di dalamnya terdapat La Galigo Museum, yang memamerkan artefak-artefak penting dari sejarah Sulawesi Selatan dan Makassar.

Mitos dan Keangkeran

Selain nilai sejarahnya, Fort Rotterdam juga dikenal dengan aura mistisnya. Berikut beberapa kisah yang membuat benteng ini menarik:

1. Cerita Hantu
Banyak pengunjung melaporkan pengalaman supranatural saat menjelajahi Fort Rotterdam. Area bekas penjara Pangeran Diponegoro, misalnya, sering disebut sebagai lokasi paling angker. Pengunjung mengaku mendengar suara langkah kaki, suara aneh, atau melihat bayangan misterius, terutama di malam hari.

2. Mitos Perjuangan
Mitos lain yang berkembang adalah kehadiran arwah para pejuang yang gugur dalam mempertahankan Makassar dari penjajah. Banyak yang percaya bahwa mereka tetap “berjaga” di sekitar benteng untuk melindungi warisan budaya dan sejarahnya.

3. Ritual Tradisional
Sebagian masyarakat setempat masih melakukan ritual tertentu di sekitar Fort Rotterdam. Ritual ini dimaksudkan untuk menghormati para leluhur dan pejuang yang telah gugur, sekaligus memohon perlindungan. Biasanya, ritual dilakukan pada hari-hari tertentu yang dianggap sakral.

Warisan dan Daya Tarik Wisata

Fort Rotterdam adalah saksi bisu perjalanan panjang sejarah Indonesia, terutama di Sulawesi Selatan. Kombinasi antara arsitektur kolonial yang megah, nilai sejarah yang mendalam, dan cerita-cerita mistis menjadikan benteng ini sebagai destinasi wisata yang unik.

Bagi para pengunjung, Fort Rotterdam menawarkan lebih dari sekadar pemandangan; ia menghadirkan pengalaman belajar sejarah sekaligus merasakan nuansa budaya dan spiritual. Benteng ini menjadi pengingat pentingnya menjaga warisan budaya di tengah perkembangan zaman.

Jika kamu berada di Makassar, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi Fort Rotterdam. Jelajahi sudut-sudutnya, resapi sejarahnya, dan nikmati keindahan yang ditawarkan oleh salah satu situs paling bersejarah di Indonesia ini. [UN]