Upacara bendera setengah tiang yang digelar Forpasi dan DLH Jabar dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024 - Istimewa
Upacara bendera setengah tiang yang digelar Forpasi dan DLH Jabar dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024 - Istimewa

Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024, Forum Peduli Sampah Seluruh Indonesia (FORPASI) bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat menyelenggarakan acara perenungan bersama di TPPAS Lulut Nambo yang sedang dalam masa uji coba. Acara ini melakukan pengibaran bendera setengah tiang sebagai simbol berkabung dari tewasnya 157 orang akibat kejadian longsor TPA di Leuwigajah pada tanggal 21 Februari 2005 silam.

“Sejujurnya, hari ini bukan hanya hari peringatan, apalagi momen perayaan. Ini adalah momen berkabung. Belum banyak yang tahu, bahwa permasalahan sampah telah memakan korban jiwa”, kata Hadohoan Satyalen Simaremare, pendiri dan inisiator FORPASI. Hadohoan juga menyampaikan aspirasi agar pemerintah segera membentuk badan khusus untuk menyelesaikan masalah sampah. “Di HPSN kali ini, kami mengusulkan pembentukan BPSN (Badan Penanggulangan Sampah Nasional) untuk mensinergikan semua kegiatan pengelolaan secara fokus dan menyeluruh. Keberpihakan politik adalah kunci”, katanya.

Pada momen tersebut, hadir pula pakar persampahan nasional, Sri Bebassari, yang merupakan Ketua Dewan Pembina Indonesian Solid Waste Association (InSWA). Sri menyampaikan bahwa kita punya kewajiban agar kejadian longsor TPA tidak terjadi kembali. “Apa yang kita sudah kerjakan selama 19 tahun ini? TPA saat ini masih jantung pengolahan sampah. Tidak ada satupun negara yang tidak punya TPA. TPA harus bintang 5 dan sesuai undang undang, bukan open dumping”, ujar Sri mengenai kondisi TPA saat ini.

Di akhir momen acara, Kepala Dinas DLH Jawa Barat, Prima Mayaningtyas, juga menyampaikan bahwa pengeleloaan sampah ini tidak mudah dan murah. Banyak yang tidak percaya bahwa terdapat kejadian bencana yang disebabkan oleh sampah. “Semua pemimpin kalau sudah di depan mata dan kejadian, baru mengambil keputusan. Sementara masalah lingkungan tidak bisa seperti itu. Membutuhkan political will yang besar dan ini juga berkorelasi dengan anggaran”, pungkasnya.

Adapun tempat kegiatan, Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo, berlokasi di Kabupaten Bogor. Fasilitas ini sedang dalam masa uji coba dengan skema KPBU Bersama PT Jabar Lestari (PT JBL).