Koran Sulindo – Masyarakat diimbau bertindak dewasa dalam menyaring informasi, khususnya dengan begitu banyak beredar fitnah di media sosial.
Informasi-informasi itu mesti benar-benar disaring mana yang benar dan mana informasi yang tidak benar.
Imbauan itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan ketika menyerahkan 5.000 sertifikat tanah bagi warga DKI Jakarta di Taman Cakung, Pulogebang, Cakung, Jakarta, Senin (3/12) siang.
Merujuk kepada pengalaman pribadi, Jokowi menyebut dirinya acap kali mengalami fitnah. Salah satu yang paling tak masuk akal adalah dirinya digambarkan berdiri di samping tokoh PKI yang sedang berpidato.
Jokowi kemudian menampilkan sebuah foto lewat layar besar yang dihadapkan ke warga. Di foto itu terlihat Ketua PKI DN Aidit yang sedang berpidato sementara di bawah mimbar pidato seorang pria yang disebut Jokowi sering menjadi bahan fitnah terhadap dirinya, karena pria itu dinilai mirip dengannya.
“PKI dibubarkan tahun 1965, saat itu saya baru berusia 4 tahun. Apakah ada anggota PKI balita?” kata Jokowi.
Menurut Jokowi, fitnah itu jelas tak masuk akal karena peristiwanya terjadi pada tahun 1955 sementara dirinya lahir tahun 1961.
“Saya lihat-lihat ya gambarnya mirip-mirip saya, betul saya belum lahir toh ya gambarnya mirip saya. Coba kayak gini adalah urusan politik,” kata Jokowi.
Lebih lanjut ia menambahkan, hal tersebut perlu disampaikan karena berdasarkan survei ternyata ada ada lebih dari 9 juta yang percaya dengan gambar itu. Artinya, itu sudah kemakan hoax kemakan fitnah.
Hal tersebut perlu disampaikan karena kalau tidak selamanya akan dianggap keliru.
“Ya saya harus menjawab. Perlu saya sampaikan saya ini muslim orang, orang tua saya muslim, kakek-nenek saya muslim, keluarga besar saya muslim. Ya segitu saja kalau saya terus-terusan kelihatannya saya nanti marah. Padahal tidak, saya sudah sabar 4 tahun,” kata dia.
Sebagai negara besar, kata Jokowi, negara ini memiliki jumlah penduduk hingga 263 juta. Tentu saja dari ratusan juta penduduk itu isinya berbeda-beda baik itu suku, agama, adat, tradisi, hingga bahasa daerahnya.
Untuk itu, kata, Jokowi, pesan untuk menjaga persaudaraan, kesatuan, kerukunan harus terus dikumandangkan. “Inilah kekuatan negara kita Indonesia, aset terbesar bangsa ini adalah persatuan dan persaudaraan Inilah aset terbesar kita,” kata dia.
Dalam acara yang pembagian sertifikat untuk warga itu, Jokowi terlihat ditemani oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil.
Jokowi disambut meriah oleh warga yang sudah lama menunggu antusias bersalaman dan berfoto bersama.
Kepada 5000 warga yang hadir untuk menerima sertifkat itu, Jokowi juga berpesan agar memanfaatkan sertifikat itu dengan. Jokowi mengizinkan warga ‘menyekolahkan’ sertifikat ke Bank.
Namun, uangnya mesti digunakan untuk hal-hal yang produktif. “Jangan dipakai untuk beli mobil, tapi untuk usaha,” kata Jokowi.[TGU]