Film Karya Mouly Surya Jadi Pembuka Festival International de Films de Femmes Créteil

Adegan Film "Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak".

Koran Sulindo – Film karya sutradara Mouly Surya, Marlina si Pembunuh Empat Babak, menjadi film pembuka festival internasional film perempuan ke-40 di Maison des Arts de Créteil, Prancis, Festival International de Films de Femmes Créteil. Créteil terletak lebih-kurang 20 kilometer di tenggara Paris. Demikian diberitakan Antara London, Rabu (14/3). Dalam festival film yang diselenggarakan 9-18 Maret tersebut diputar puluhan film dari seluruh dunia.

Atase Pendidikan KBRI Paris Surya Rosa Putra mengatakan, kurang-lebih 1.000 penonton memadati bioskop utama dan tidak beranjak sepanjang Marlina diputar. Yang juga menjadi pembuka festival adalah Tari Panyembrana yang dibawakan Ary Dean, Kadek Puspasari, Ni Luh Puspasari, dan Putu Parret.

Festival film perempuan itu diselenggarakan pertama kali tahun 1979, yang digagas dua perempuan Prancis, Jackie Buet dan Elisabeth Tréhard. Mereka adalah mantan guru dan pengurus salah satu ruang kebudayaan di Prancis. Awalnya, festival ini bertujuan membantu para perempuan sutradara yang baru dalam pembuatan dan penyebaran film pertama mereka di tengah kondisi perfilman yang didominasi oleh laki-laki sutraradara.

Seiring dengan perjalanan waktu, Festival International de Films de Femmes Créteil menjadi salah satu ikon representasi komitmen keikutsertaaan perempuan dalam pengembangan peradaban, terutama dalam aspek artistik, historis, politis, dan sosial. Festival ini kemudian menjadi simbol perjuangan perempuan dalam perang melawan diskriminasi gender, ras, budaya, dan starata sosial, terutama dalam perfilman.

Dalam kompetisi tahun 2018 ini, ada 42 film yang diikutkan. Film-film itu dikelompokkan dalam empat kategori: film fiksi panjang; film dokumenter panjang; film fiksi pendek, dan; film fiksi khusus yang disutradarai oleh perempuan Eropa.

Festival International de Films de Femmes Créteil juga menyelenggarakan serangkaian kegiatan, seperti debat, pameran, workshop untuk para siswa, dan pemutaran film-film berkualitas tentang dari dan tentang perempuan, selain pemutaran film-film kompetisi. Tak dapat dimungkiri, pemutaran film Marlina si Pembunuh Empat Babak tidak lepas dari penampilannya yang mengejutkan di Quinzaine des Realisateurs Festival Film Cannes 2017 lalu. Penampilan ini membuahkan empat nominasi dan mendapatkan penilaian positif dari berbagai media film Prancis.

Pada November 2017, film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak juga memenangi penghargaan internasional dalam ajang Five Flavours Film Festival di Polandia. “Film ini memiliki visi tunggal yang unik, terutama dalam kualitas gaya, menggunakan ikonografi Barat yang beralih ke lansekap Asia kontemporer,” demikian antara lain pernyataan NETPAC Jury Award dari Five Flavours Film Festival.

Film ini juga dinilai sangat mencolok dan menantang, dengan kualitas luar biasa dalam desain penyuntingan, khususnya pada suara. “Tidak diragukan lagi, Mouly Surya merupakan salah satu talenta Asia yang luar biasa saat ini dan ia membawa suaranya yang khas dalam film ini,” kata para juri Five Flavours Film Festival.

Sebelumnya, film yang mengambil latar di Sumba, Nusa Tenggara Timur, ini mendapat penghargaan film dengan skenario terbaik pada FIFFS Maroko edisi ke-11 dan serta penghargaan film terbaik Asian NestWave dari The QCinema Film Festival, Filipina. Pemainnya, Marsha Timothy, juga menyabet gelar sebagai perempuan aktor terbaik dari Sitges International Fantastic Film Festival, Spanyol.

Film ini mengisahkan tentang Marlina, seorang janda muda yang diserang dan ternaknya dirampok. Kawanan perampok berjumlah tujuh orang itu mengancam nyawa, harta, dan kehormatan Marlina di hadapan suaminya, yang sudah berbentuk mumi, yang duduk di pojok ruangan.

Sebagai upaya membela diri dan pembebasan dirinya sebagai sandera, Marina membunuh beberapa orang anggota perampok tersebut dengan racun yang dicampurkan ke makanan. Ia juga memenggal kepala Markus, kepala perampok.

Dalam sebuah perjalanan pada keesokan harinya demi mencari keadilan dan penebusan, Marlina membawa kepala Markus yang ia penggal pada malam sebelumnya. Pada bagian akhir film, Marlina bertemu dengan Novi, yang menunggu kelahiran bayinya, dan Frans, yang menginginkan kepala Markus untuk kembali disatukan dengan tubuhnya. [RAF]