Faisal Basri

Koran Sulindo – Ekonom Faisal Basri menepis anggapan bahwa ekonomi Indonesia dikuasai asing. Menurutnya, investasi langsung luar negeri atau Foreign Direct Investment di Indonesia mengalami peningkatan.

Namun hal tersebut bukan berarti ekonomi Indonesia sudah dikuasai asing.

“Jadi hampir 99 persen semua perusahaan nasional. Indonesia memang naik 24,1 persen, betul peranan asing meningkat, tapi masih level di bawah rata-rata South East Asia sekitar 66 persen,” kata Faisal Basri dalam diskusi bertajuk ‘Benarkah Ekonomi Indonesia dikuasai Asing’ di Posko Cemara, Menteng, Jakarya, Selasa (2/10).

Menurut Faisal persentase rata-rata FDI di Indonesia hanya sekitar 5 persen dari keseluruhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB). Lebih lanjut ia juga membandingkan dengan Malaysia yang selalu dua digit.

Menurut data Laporan Investasi Dunia UNCTAD, persentase rata-rata penanaman modal asing langsung di Indonesia terhadap total PMTB pada kurun 2005-2016 berkisar antara 5,6 persen dan 5,7 persen.

“Angka tersebut kecil sekali. PMTB merupakan investasi asing dalam bentuk fisik, misalnya, dalam bentuk bangunan atau pabrik,” kata Faisal.

Bahkan, ungkap Faisal, porsi asing di negara lain selain negara tetangga Indonesia jauh lebih besar.

“Indonesia di bawah rata rata, jadi jauh dari asing. Vietnam separuhnya dari  Produk Domestik Bruto. Kalau Indonesia tidak sampai seperempat dari PDB,” kata Faisal.

Tak hanya di Indonesia, kata Faisal, negara adidaya seperti Amerika Serikat pun tidak luput dari peranan asing dalam perekonomiannya.

“Amerika lebih banyak yang masuk. AS penerima FDI terbesar di dunia karena Amerika pusat desain, pusat teknologi,” kata Faisal Basri yang juga pendiri Partai Amanat Nasional dan menjabat sekretaris jenderal 1998-2000.

Menurut Faisal, justru saat ini Indonesia dipandang kurang menarik oleh asing dibanding negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Vietnam dan Thailand.

“Primadonanya Vietnam. Kita agak kurang atraktif di mata asing sehingga secara relatif yang masuk ke kita kecil dibanding negara lain,” kata Faisal.

Lebih jauh dikatakan Faisal, peran asing adalah terkecil di Indonesia. Dengan demikian besar kecilnya harus dibandingkan dengan negara yang setara.

Ia menyebut jauh api dari panggang kalau Indonesia dinilai dikuasai oleh asing meski tak menampik bahwa peranannya meningkat.

“Jadi sangat kecil. Bahkan dibandingkan dengan Vietnam yang komunis dan Bolivia yang sosialis, kita masih begitu rendah,” katanya lagi.

Ia menjelaskan, perusahaan-perusahaan yang dominan saat ini juga bukan perusahaan asing.

“Mana perusahaan ini yang asing? Hampir semua nasional. Pertambangan punya Indonesia semua, bandara semua Indonesia. Di India policy bandara dioperasikan oleh British Authority, Indonesia belum ada sekalipun ada rencana,” katanya.

Sebelumnya calon presiden Prabowo Subianto mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena perekonomian Indonesia dikuasai oleh asing.

“Rupiah melemah, tandanya ekonomi melemah. Ekonomi lemah karena saat ini bangsa kita sudah dikuasai asing,” kata Prabowo. [CHA/TGU]