Fahri Hamzah: Sandiaga Bukan Ulama

Fahri Hamzah di ruang kerjanya di DPR.

Koran Sulindo – Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah tak sepakat dengan ucapan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid yang menyebut bakal cawapres Sandiaga Uno termasuk golongan ulama.

“Ini ada kekacauan cara kita, semua berpikir ya, karena tersudut oleh merek-merek, bahwa harus ulama, atapun tidak,” kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/9).

Menurut politikus PKS itu,  makna dari kata ‘ulama’ adalah ilmuwan. Karenanya, Fahri menilai mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu tak lebih sebagai pedagang.

“Ilmuwan itu ya ilmuwan, bukan apa namanya pedagang. Sandi itu pedagang, namanya tajir kalau di dalam bahasa orang kampung kita itu, tajir. Ya bukan ulamalah,” kata Fahri.

Bagi Fahri sosok ulama itu orang yang bersekolah agama, hafal Alquran, hafal hadist, dan sebagainya. Artinya, sindir Fahri, cawapres Prabowo itu bukanlah termasuk golongan ulama.

“Masak pedagang seperti Sandi disebut ulama kan nanti jadi repot,” tandas Fahri.

Fahri lebih sepakat sosok Sandiaga Uno dengan sematan santri.

“Kalau santri iya, mungkin dia lagi belajar lagi nyantri. Cuma ini kan karena orang itu tertuduh gitu loh. Jadi karena KH Ma’ruf ulama, Sandi ulama juga? Ya nggak bisa begitu. Itu ada golongan atau kategorinya,” terang Fahri.

Sebutan ulama kepada Sandiaga pertama kali disampaikan oleh Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid. Ia menambahkan, merujuk al-Quran penyebutan ulama terdapat dalam Surat Fathir dan Surat As-Syuro yang menurutnya kedua definisi ulama itu justru tak terkait dengan keahlian ilmu agama Islam.

“Kedua-duanya justru ulama itu tidak terkait dengan keahlian ilmu agama Islam. Satu tentang ilmu sejarah, yaitu dalam Surat As-Syuro dan Surat Al-Fatir itu justru science, scientist,” kata Hidayat.

Merujuk pengertian itu, menurut Hidayat Sandiaga Uno yang digandeng Prabowo Subianto sebagai pendampingnya masuk klasifikasi sebagai ulama.

Ia mengklaim keulamaan itu ditunjukkan Sandi dalam perilakunya sehari-hari.

“Menurut saya sih Pak Sandi itu ya ulama, dari kacamata tadi. Perilakunya, ya perilaku yang juga sangat ulama, beliau melaksanakan ajaran agama, beliau puasa Senin-Kamis, salat duha, salat malam, silaturahim, menghormati orang-orang yang tua, menghormati semuanya, berakhlak yang baik, berbisnis yang baik, itu juga satu pendekatan yang sangat ulama,” kata Hidayat.

Menurutnya, bahwa kemudian Sandi tak bertitel ‘KH’ menurut Hidayat karena ia memang tak belajar di komunitas tradisional keulamaan.

“Ya sudahlah ada Kiai Ma’ruf Amin di sana, tapi di sini ada Pak Sandi yang sesungguhnya secara esensial beliau juga melakukan tindakan-tindakan perilaku ulama,” kata Hidayat.

Sebelumnya, selain disebut sebagai ulama oleh Hidayat, Presiden PKS Sohibul Iman menyebut sosok Sandi dinilainya juga sebagai santri. “Mungkin beliau dalam kaca mata kita selama ini tidak terkategori sebagai santri,” kata Sohibul.

Menurutnya, selain sebagai pengusaha dan kemudian menjadi politikus sekaligus menjabat Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga menurut Sohibul sudah ter-Islamisasi.

“Saya kira beliau seseorang yang memang hidup di alam moderen, tetapi beliau mengalami proses spiritiualisasi dan Islamisasi, sehingga saya bisa mengatakan saudara Sandi adalah merupakan sosok santri di era pos-Islamisme. Dia benar-benar menjadi contoh pemimpin muslim yang kompatibel dengan perkembangan zaman,” kata Sohibul. [CHA/TGU]