Evolusi Cupid: Bagaimana Dewa yang Licik Menjadi Simbol Hari Valentine

Lukisan "Apollo and Daphne" karya pelukis Barok Italia Francesco Albani menunjukkan cerita terkenal tentang Cupid dalam mitologi Yunani. (Sumber: Wikimedia Commons)

Hari Valentine diasosiasikan dengan cokelat, bunga, kartu ucapan, dan hadiah. Cupid juga dikenal sebagai simbol hari yang penuh cinta tersebut.

Cupid sering digambarkan pada kartu Hari Valentine sebagai malaikat kecil telanjang yang menembakkan panah cinta kepada para kekasih. Sosok menggemaskan ini sebetulnya berakar dari Eros, dewa cinta dan nafsu seksual dalam mitologi Yunani.

Salah satu penulis yang pernah menyebutkan Eros adalah Hesiod. Dia menggambarkan Eros dalam “Theogony” sebagai salah satu dewa kosmogonik purba yang lahir dari telur dunia. Selanjutnya, catatan tentang garis keturunan Eros bervariasi.

Ada yang mengatakan Eros merupakan putra Nyx (dewi malam) dan Erebus (dewa kegelapan). Yang lain menyebutnya sebagai putra Aphrodite (dewi cinta) dan Ares (dewa perang). Ada juga yang meyakini Eros sebagai putra Iris (dewi pelangi) dan Zephyrus (dewa angin barat) atau bahkan Aphrodite dan Zeus (dewa langit).

Menurut penyair Yunani Kuno, Eros adalah seorang dewa tampan namun licik karena suka mempermainkan emosi para Dewa dan manusia. Dia menggunakan anak panah emas untuk membangkitkan cinta dan anak panah timah untuk menebarkan kebencian. Hippolytus, sebuah drama karya tragedi Euripides pada abad ke-5 SM, menyebutkan bahwa Eros mampu memaksa orang-orang yang salah untuk jatuh cinta. Hal ini dapat menimbulkan tragedi.

Dalam satu cerita dari mitologi Yunani kuno, Eros menembakkan anak panah emas ke Apollo, dan sebagai akibatnya, Apollo jatuh cinta pada sesosok bidadari bernama Daphne. Namun Eros melepaskan anak panah timah ke Daphne, sehingga dia menolak cinta Apollo.

Dalam kisah lain, Aphrodite sangat cemburu pada Psyche, seorang dewi jiwa yang berparas cantik dan fana. Aphrodite menyuruh putranya, Eros, untuk membuat Psyche jatuh cinta pada monster. Sebaliknya, Eros menjadi begitu terpikat pada Psyche hingga dia menikahinya, dengan syarat Psyche tidak boleh melihat wajahnya.

Namun karena rasa ingin tahunya, Psyche mencuri pandang, menyebabkan Eros lari karena marah. Setelah menjelajahi dunia untuk mencari kekasihnya, Psyche akhirnya bersatu kembali dengan Eros dan memperoleh hadiah keabadian.

Mitologi Eros mungkin terdengar romantis bagi sebagian orang. Sayangnya, sosok Eros malah membuat status sosial perempuan di Athena merosot drastis. Ini karena cerita-cerita tentang Eros makin sering dikaitkan dengan pengaruh ibunya, Aphrodite. Jika seorang perempuan dapat mengendalikan setiap gerakan Eros, maka manusia tidak punya alasan untuk takut padanya. Eros tiba-tiba tidak lagi begitu berkuasa, karena dia dipandang hanya akan bertindak sesuai keinginan ibunya.

Eros Menjadi Cupid dan Simbol Hari Valentine

Ketika era Romawi dimulai, para penguasa mengadopsi banyak cerita dari mitologi Yunanik karena mereka menganggap orang Yunani berbudaya tinggi.

Saat mereka mengadopsi mitologi Eros, mereka memilih untuk memperkenalkan versi dewa yang lebih baru sebagai malaikat kecil yang lucu. Mereka menamainya Cupid, sinonim untuk Eros yang juga berarti “hasrat”. Ibunya Eros lalu dinamai Venus.

Berabad-abad kemudian, para pelukis Renaisans menggunakan citra ini dan menggambarkan Cupid sebagai seorang anak. Michelangelo Merisi da Caravaggio, contohnya, membuat lukisan yang menunjukkan Cupid sebagai seorang anak laki-laki muda telanjang dengan sayap dan sebuah busur. Lukisan ini bernama Amor Vincit Omnia, dibuat pada tahun 1602.

Battistello Caracciolo, pengikut Caravaggio, juga menggambarkan Cupid dalam lukisannya yang berjudul Sleeping Cupid (1618). Lukisan ini menyampaikan pesan bahwa manusia hanya aman dari kelicikan Cupid saat dia sedang tidur.

Hari Valentine mulai populer pada abad ke-18. Pada pergantian abad ke-19, Cupid mulai dikaitkan dengan hari tersebut karena kemampuannya dalam menimbulkan cinta. Para produsen kartu ucapan lalu membuat produk-produk yang menyertakan gambar Cupid yang terinspirasi oleh seni Renaisans. Hingga saat ini, dunia mengenal Cupid sebagai simbol Hari Valentine. [BP]