Emir Talk: Pikiran-Pikiran Bung Karno Masih Relevankah?

Soekarno, putra Sang Fajar, lahir di Surabaya 6 Juni 1901. Sejak muda sadar akan pentingnya kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Dari sanalah menggelora jiwa nasionalisme. Bung Karno, demikian dia sering disapa, menghimpun kekuatan kekuatan anak bangsa untuk Indonesia merdeka. Perjuangan penuh risiko dipenjara, dibuang ke Ende, NTT. Lalu diasingkan ke Bengkulu. Penderitaan dampak dari perjuangan dialaminya sebagai konsekuensi dari perjuangan.

Perjuangan Bung Karno membawa hasil yakni kemerdekaan Republik Indonesia. Ditandai dengan menggelar proklamasi di tahun 1945. Lebih kurang 20 tahun berkuasa sebagai presiden RI, Bung Karno dijatuhkan dari kursi presiden oleh Soeharto dan kawan kawan. Di ujung hidupnya dia diisolir dari panggung politik oleh rezim Orde Baru. Akibat tekanan psikologis yang dialaminya, lalu beliau sakit sakitan dan hidupnya berakhir pada 21 Juni 1970.

Semangat nasionalisme dan memajukan kehidupan bangsa yang lebih baik diwarisi oleh banyak politisi dan generasi muda hingga kini. Kami menemui Bapak Emir Moeis, politisi senior PDIP dan pengaggum pikiran pikiran Bung Karno. Dari generasi muda, kami mewawancarai seniman film Budi Sumarno, wartawan Masdjo Arifin, dan artis Baby Shinta.