Koran Sulindo – Politikus Partai NasDem Danny Pomanto menyerukan kepada emak-emak di Makassar agar memenangkan Joko Widodo- Ma’ruf Amin yang dulu bernama Ujung Pandang itu. Hal itu disampaikan Wali Kota Makassar ini di hadapan sekitar 15 ribu peserta yang didominasi emak-emak di acara pengajian dan silaturahim bersama KH Ma’ruf Amin.
“Membela ulama adalah jihad. Sekitar 50 hari lagi, kita menentukan nasib dan arah negara kita,” kata, Danny di Makassar, Kamis (21/2/2019).
Danny meminta kepada emak-emak untuk terus mendorong keluarga dan kerabat dan lingkungan sekitarnya untuk memilih petahana.
Menurut dia, kemenangan Jokowi-Ma’ruf, adalah kemenangan rakyat Indonesia.
“Jangan kita mempermalukan ulama. Apalagi sosok Kiai Ma’ruf Amin jejak rekam keluarga memang keturunan ulama besar,” kata Danny, disambut riuh tepukan para emak-emak.
Selama ini, Jokowi memiliki banyak prestasi yang belum pernah diukir oleh pemerintah kabinet kerja sebelumnya. Contohnya, mampu membuat harga stabil, menyetarakan harga bahan bakar minyak (BBM) hingga ke tanah Papua, dan menekan inflasi.
Selain itu infrastruktur merata, dana desa yang mampu menopang ekonomi pinggiran dan gagasan soal Dana Kelurahan, patut diapresiasi kepada Jokowi.
“Alangkah ruginya kita, orang sesederhana Jokowi tidak kita pilih. Anaknya saja tidak boleh main proyek, tapi jual martabak. Biasanya anak presiden jual minyak,” katanya.
Ia juga meminta emak-emak memerangi hoaks. Mengingat, hoaks adalah musuh Islam yang harus dilawan oleh semua pihak.
Sementara itu, Kiai Ma’ruf mengaku beruntung bisa datang dan menyapa warga Makassar. Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini juga mengingatkan bahwa dirinya, sudah menerima gelar adat dari Kerajaan Galesong, yakni Karaeng Manaba, kemarin.
Gelar yang bermakna pemimpin yang bijaksana itu menandakan bahwa Ma’ruf sudah menjadi warga Makassar.
“Jadi saya sudah jadi Karaeng. Kalau begitu saya sudah jadi orang Makassar. Kalau nanti saya jadi wakil presiden, saya mewakili masyarakat Makassar,” kata Ma”ruf.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia tersebut meminta doa dan dukungan dari rakyat Kota Daeng itu untuk menang bersama Jokowi di Pilpres 2019.
Calon wakil presiden nomor urut 02 itu, di sela-sela safari politik di Sulawesi Selatan, menyempatkan diri untuk berziarah ke makam Syekh Yusuf Al Makassari Al Bantani, di Makassar. Kiai Ma’ruf yang didampingi istrinya, Wury Estu Handayani turut mendoakan almarhum dan menabur bunga.
Kiai Ma’ruf bercerita bahwa sosok,Syekh Yusuf, bukan hanya sekadar tokoh ulama besar semata, tapi juga pejuang.
“Syekh Yusuf seorang ulama pejuang dan juga pemimpin tarekat. Jadi pahlawan yang lengkap sekali,” katanya.
Menurut dia, sosok Syekh Yusuf ini bisa dijadikan contoh bagi semua kalangan. Syekh Yusuf pernah berjuang bersama Sultan Hasanuddin Makassar melawan Belanda.
“Sultan Hasanuddin waktu itu ditipu dan ditangkap Belanda. Beliau (Syekh Yusuf) lari ke Banten dan bergabung berjuang bersama Sultan Agung Tirtayasa,” katanya.
Ia melanjutkan, Syekh Yusuf dan Sultan Agung Tirtayasa juga ditipu. Sultan Agung Tirtayasa ditahan di Batavia sedangkan Syekh Yusuf dibuang hingga ke Afrika Selatan.
“Beliau pejuang yang tidak berhenti begitu saja, sampai dibuang ke Afrika Selatan tapi beliau tidak takut. Ini contoh pahlawan yang bisa jadi panutan,” kata Kiai Ma’ruf.
Seperti diketahui, pemerintah Afrika Selatan memberikan gelar pahlawan kepada Syekh Yusuf. Hal itu disampaikan saat Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma bertemu di kediaman Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri pada 2017 lalu.
Zuma mengatakan, gelar pahlawan diberikan untuk Syekh Yusuf karena ikut berjuang bersama masyarakat Afrika Selatan. Mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela bahkan menyebut Syekh Yusuf sebagai “Salah Seorang Putra Afrika Terbaik”.
Tak hanya di Afrika Selatan, pemerintah Indonesia di era Presiden Soeharto juga telah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Syekh Yusuf pada Agustus 1995. [CHA]