Duterte: Bunuh Para Imam Katolik yang Suka Mengkritik Itu

Presiden Filipina Rodrigo Duterte/EPA

Koran Sulindo – Tidak semua pemerintah memang tahan untuk dikritik. Seperti di Indonesia, kritikus di Filipina kerap kali mendapat cap atau ancaman dari pemerintahannya. Kendati dikenal sebagai tokoh kontroversial, kali ini Presiden Rodrigo Duterte mengarahkan amarahnya kepada para pastor yang kritis kepadanya.

Dalam sebuah pernyataan yang terbaru seperti dikutip Rappler, Duterte menuding para pastor atau uskup tidak melakukan apa-apa kecuali mengkritik pemerintahannya. Pernyataan itu ia sampaikan sebelum membuka acara “Presidential Award for Child-friendly Municipalities” pada 5 Desember lalu di Istana Kepresidenan Filipina.

“Para uskup itu sebaiknya dibunuh, yang mereka lakukan hanyalah mengkritik,” kata Duterte.

Sepekan sebelumnya, Duterte sempat menyinggung Uskup Caloocan Pablo Virgilio David, salah satu pemimpin Gereja Katolik Filipina yang paling vokal menentang kampanye anti-narkotika Duterte. Ia bahkan menyebut David pernah mengambil uang gereja untuk kepentingan dirinya. Tentu saja David membantah tuduhan ini.

Berbulan-bulan sebelumnya Duterte juga menyampaikan hal yang sama terhadap para pastor dan uskup itu. Sejurus dengan pernyataannya itu terjadilah serangkaian pembunuhan para pastor dan uskup di berbagai wilayah di Filipina.

Juru Bicara Kepresidenan Harry Roque mengatakan, Duterte disebut tidak pernah menghasut untuk membunuh para pemimpin Gereja Katolik. Dan seperti sebelumnya, Duterte disebut sekadar bercanda.

Pernyataan Duterte itu juga sudah pernah dikecam kelompok pendukung hak asasi manusia dan oposan “merah” karena menghasut orang untuk membunuh. Pihak pemerintah kembali menolaknya dan menyebut Duterte sekadar bercanda. Masih di pidato yang, Duterte juga menolak pernah menyebut bahwa Tuhan itu bodoh.

Ia bermaksud mengatakan bawah Tuhan yang suka mengkritik pemerintahannya yang bodoh. Itu ditujukan kepada para uskup yang kritis itu. Duterte percaya jabatan presiden adalah karunia Tuhan dna ia yakin Tuhan tidak akan memberikan karunia itu kepadanya jika sekadar menyampaikan omong kosong. [KRG]