Koran Sulindo – Hukum Islam Brunei Darussalam yang dinilai terlalu “kejam” terhadap kaum homoseksual mendapat kritik dari komunitas internasional. Hukuman mati dengan cara melempari batu kepada kaum gay, pemerkosa dan pelaku sodomi serta memotong tangan pencuri dinilai tidak bermoral.
Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Bidel, misalnya, lewat akun twitter-nya menyebutkan, penerapan hukuman demikian kepada kaum gay atau perzinahan sangat mengerikan. Tidak ada alasan untuk demikian.
“Itu bukan budaya, bukan tradisi untuk jenis kebencian dan tidak manusiawi semacam ini,” tulis Biden seperti dilaporkan Channel News Asia pada Sabtu (30/3).
Kerajaan Brunei dengan jumlah populasi 400 ribu orang itu merupakan negara Islam dan bekas jajahan Inggris. Sultan Brunei Hassanal Bolkiah telah memutuskan akan menerapkan hukum syariah yang lebih keras kepada kaum gay dan orang ketahuan melakukan perzinahan.
Rencananya, aturan itu akan berlaku mulai 3 April mendatang. Aturan ini sesungguhnya telah diterapkan secara bertahap sejak 2014. Dan diharapkan mulai akan dilaksanakan sepenuhnya mulai pekan depan. Aturan syariah itu disebut selain mempidana atau mencegah tindakan yang bertentangan dengan ajaran Islam, dimaksudkan untuk mendidik, menghormati serta melindungi hak-hak setiap orang, masyarakat dari setiap agama dan ras.
Beberapa aspek hukum syariah itu juga akan berlaku kepada warga non-Muslim. Brunei merupakan tetangga Malaysia dan Indonesia. Akan tetapi, Brunei dinilai menerapkan syriah Islam lebih ketat dibanding kedua negara tersebut. Penjualan minuman beralkoholdan penyebaran agama lain juga dilarang di Brunei.
Brunei juga merupakan negara yang tidak pernah mengadakan pemilihan umum. Ketidakpuasan masyarakatnya disambut dengan kebijakan sosial yang meniadakan beban rakyat seperti meniadakan pajak, memberikan perumahan, layanan kesehatan dan pendidikan gratis untuk semua rakyat.
Selain Biden, kritik terhadap hukum syariah itu juga datang dari politikus Uni Eropa. Setelah Biden, aktor peraih Oscar George Clooney juga menyerukan agar memboikot hotel-hotel mewah milik The Brunei Investment Company, seperti Beverly Hills Hotel, Dorchester di London dan Plaza Athenee di Paris. [KRG]