Dua Kepala Daerah di Aceh Siap Menangkan Jokowi-Ma’ruf

Ilustrasi/CHA

Koran Sulindo – Dua kepala daerah di Provinsi Aceh, yaitu Wakil Bupati Aceh Selatan Tengku Amran dan Wali Kota Subulussalam Merah Sakti Kombih siap memenangkan Joko Widodo – KH Ma’ruf Amin di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Komitmen itu dinyatakan di hadapan Sekretaris Tim Kampanye Jokowi-Ma’ruf, Hasto Kristiyanto saat berkunjung Tapaktuan, Aceh Selatan, Kamis (7/3/2019).

“Semoga hari-H nanti, Pak Jokowi dan KH Ma’ruf Amin menang terpilih untuk kedua kali,” kata Amran, di hadapan rakyatnya dan rombongan Hasto.

Ketua Partai Nanggroe Aceh (PNA) Aceh Selatan ini mengaku sudah memerintahkan kadernya untuk memenangkan petahana. Dia juga mendoakan Ketua DPD PDI Perjuangan Aceh Karimun Usman agar terpilih sebagai anggota DPR RI.

Dia sangat berterima kasih kepada Karimun karena mendukungnya saat maju sebagai wakil bupati Aceh Selatan. Terlebih terima kasih diberikan kepada salah satu penggagas perdamaian Aceh itu karena PDIP tidak memungut mahar darinya.

Kepada Hasto, Amran menilai pembangunan era Jokowi sudah bagus. Namun, Amran meminta Jokowi menyelesaikan masalah banjir tahunan yang kerap mengairi daerahnya.

“Semoga kepemimpinan dua periode bisa mencarikan solusi,” katanya.

Di samping itu, Amran juga melihat ada bagian jalan lintas provinsi dari Sumatera Utara menuju Aceh Selatan rusak. Dia mengharapkan pemerintah pusat memperbaiki jalan penyambung itu agar ekonomi Aceh Selatan bisa meningkat.

“Dari sini sekitar 8 kilometer ada juga bandara yang bisa didarati pesawat ATR. Tapi tidak pernah turun pesawat. Kami minta Pak Jokowi memberikan akses,” kata Amran.

Sementara itu, Wali Kota Subulussalam Merah Sakti mengatakan kepemimpinan Jokowi cukup memberikan pengaruh di wilayahnya. Terutama dengan pembangunan jalan Fakfak Barat yang menghubungkan 8 wilayah.

“Jalan itu sejahtera, nikmat di bawah Pak Jokowi,” kata Sakti.

Sakti juga mengingatkan kepada masyarakat bahwa muslim dengan umat beragama lain adalah saudara. Karena itu, antarumat agama tidak boleh saling menyakiti, apalagi menebar hoaks dan fitnah.

Sakti sendiri mengaku pernah mengizinkan pembangunan gereja di daerahnya. Menurut dia, izin itu adalah bukti warga Aceh menerima konsep bineka tunggal ika.

“Artinya Islam mengatakan, bagimu agamaku, bagimu agamamu,” katanya.

Menurut Sakti, Jokowi merupakan seorang teknokrat Islam karena telah memilih ulama, KH Ma’ruf sebagai pendampingnya. Dia juga mengingatkan, keterpilihan Jokowi dua periode akan memuluskan pembangunan Indonesia yang sudah disusun.

“Kalau saja berganti pimpinan, program lama tentu akan mandek,” kata Sakti.

Sementara itu, Hasto menambahkan, Jokowi sangat mengerti kebutuhan rakyat Aceh, karena pernah berkarir selama tiga tahun di Kota Serambi Mekkah itu. Karena itu, Hasto menilai Aceh merupakan rumah bagi Jokowi – Ma’ruf.

“Aceh bukan rumah kedua, tetapi rumah untuk Pak jokowi – KH Ma’ruf Amin,” katanya.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan ini mengingatkan bahwa mantan gubernur DKI Jakarta itu telah mengunjungi Aceh sebanyak lebih dari sepuluh kali selama menjabat sebagai presiden. Jumlah kunjungan itu merupakan terbanyak di antara seluruh presiden.

“15 Maret nanti Pak Jokowi juga akan datang ke Aceh memperkuat tali silaturahmi,” ujarnya.

Untuk kebutuhan dan keluhan dua kepala daerah tadi, kata Hasto, dirinya menghubungi Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Desa Eko Putro Sandjojo. Hasto ingin masalah di Aceh Selatan dan Kota Subulussalam selesai dalam waktu dekat.

“Saya mohon dukungannya untuk kepemimpinan Jokowi – Ma’ruf. Kepemimpinan muncul dari kalangan rakyat. Tidak punya cerita kelam di masa lalu. Tidak pernah melanggar HAM. Keluarganya pun sakinah,” kata Hasto. [CHA]