Ilustrasi: Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani/Eno-Man
Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani/Eno-Man

Koran Sulindo – Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan, lembaganya akan memaksimalkan fungsi legislasi, pengawasan dan anggaran untuk bersinergi dengan pemerintah agar sektor pertanian maju dan petani sejahtera.

Hal itu dikatakan Puan saat menghadiri panen raya di Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang. Puan hadir mendampingi Presiden Joko Widodo sekaligus untuk bertemu dan berdialog dengan warga petani di lokasi tersebut.

“Pertanian adalah urusan hidup matinya sebuah bangsa. Jangan sampai profesi petani di Indonesia makin ke depan, makin tidak dilirik generasi muda dan akhirnya malah punah,” kata Puan dalam keterangannya, Kamis (29/4).

Kegiatan bertani, kata Puan memerlukan ketekunan, kesabaran, pengetahuan, dan kerja keras sampai akhirnya tiba masa panen. Karena itu, menurut dia, saat masa panen tiba maka semangatnya adalah bersyukur dan merayakan.

“Kita merayakan hasil kerja keras petani yang bisa membawa kesejahteraan bagi keluarga petani dan menghadirkan pangan bagi banyak orang,” ujar Puan.

Menurut Puan, semua pihak memiliki tanggung jawab untuk bergotong royong membantu mewujudkan kesejahteraan petani dan melancarkan proses regenerasi profesi petani.

Puan mengatakan berdasarkan aspirasi yang diterimanya dari para petani, perhatian yang harus diberikan kepada para petani adalah mengatasi persoalan kelangkaan pupuk nonsubsidi, keterbatasan pupuk subsidi, dan rendahnya harga gabah.

“Rendahnya harga gabah sering terjadi saat musim hujan karena mutunya menurun lantaran banyak petani tidak memiliki pengering,” ujar Puan.

Politisi PDI Perjuangan itu juga menilai perlu mempercepat proses adaptasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian yang ujungnya bisa meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia.

Menurut Puan, bagian lain yang perlu diperhatikan adalah keseluruhan rantai pasok atau supply chain mulai dari petani sampai ke konsumen.

Puan menilai jangan sampai rantai pasok malah menjadi beban dari sektor pertanian, padahal seharusnya rantai pasok memberi kemudahan. [Wis]