Kepala IMF Michel Camdessus menyaksikan Presiden Soeharto menandatangani perjanjian dnegan IMF pada 1998/ASSOCIATED PRESS

Koran Sulindo – Dokumen Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia antara 1997-1999 dibuka ke publik hari ini. Padahal rentang waktu antara peristiwa itu dengan masa kini baru 20 tahun lalu. Biasanya, arsip dokumen rahasia AS baru dibuka ke publik setelah 50 tahun, atau 25 tahun jika dirasa bukan dokumen yang sensitif.

Sekitar 500 buah dokumen itu dipublikasikan lembaga non profit National Security Archive pada George Washington University, AS. Dokumen selengkapnya bisa diakses di sini.

Salah satu dokumen itu menyatakan, AS tetap mendukung pemerintahan militer Soeharto, hingga kejatuhannya pada 21 Mei 1998.

“AS juga memainkan peran penting sehingga Soeharto menandatangani perjanjian dengan International Monetary Fund (IMF), yang menurut banyak ahli berperan besar pada kejatuhan Soeharto,” kata Dr. Bradley Simpson, pengajar di  University of Connecticut yang memimpin upaya mempublikasikan dokumen rahasia itu.

Salah satu dokumen juga menunjukkan Presiden AS saat itu Bill Clinton terus mendukung Soeharto, walau tahu pemerintah Indonesia melakukan pelanggaran hak asasi manusia.

“Kepemimpinan Anda telah menciptakan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan Indonesia dan rakyatnya. Saya yakin Anda bisa melewati masa sukit ini,” kata Clinton ketika menbelpon Presiden Soeharto, pada 13 Februari 1998 dari Camp David, sekitar 3 bulan sebelum Soeharto jatuh.

Dokumen lainnya menyatakan pasukan dari korps pasukan khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat dan Komando Distrik Militer Jakarta Raya (Kodam Jaya) terlibat dalam penembakan di kampus Trisakti, Jakarta pada 12 Juni 1998. [DAS]