Koran Sulindo – Firli Bahuri selaku Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi tidak memenuhi undangan debat terbuka dengan Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK Giri Suprapdiono membahas polemik Tes Wawasan Kebangsaan.
Debat terbuka tersebut digelar di ruang wartawan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (4/6).
“Kami coba panggil peserta debat TWK pertama, yaitu Bapak Giri Suprapdiono,” kata peneliti Indonesia Corruption Watch Kurnia Ramadhana yang menjadi pembawa acara debat tersebut.
Selanjutnya, kata Kurnia, pihaknya memanggil dalam debat TWK, yakni Ketua KPK Pak Firli Bahuri untuk bisa datang. “Namun, tampaknya belum terlihat sosok Pak Firli di ruangan ini,” kata dia.
Kurnia pun selanjutnya memulai acara membahas masalah TWK dengan Giri. Giri diketahui merupakan salah satu dari 75 Pegawai KPK yang tidak memenuhi syarat dalam TWK tersebut.
“Jadi, mungkin kami bisa ngobrol-ngobrol dulu dengan peserta debat kali ini dan nanti teman-teman kalau Pak Firli berani untuk mendatangi ruangan ini untuk debat TWK maka acara ini akan dimoderatori oleh Mbak Najwa Shihab yang sudah berada di platform zoom,” ujar Kurnia.
Dalam debat tersebut, Giri menilai bahwa TWK justru menyingkirkan pegawai-pegawai yang mempunyai kesungguhan dalam memberantas korupsi.
“Yang kita saksikan dalam satu bulan ini ternyata polemik TWK ini justru menyingkirkan orang-orang yang memang mempunyai kesungguhan dalam memberantas korupsi,” kata Giri.
Selain itu, Giri juga meminta kepada Presiden Joko Widodo dapat menyelamatkan nasib 75 Pegawai KPK tersebut.
“Saya bilang saya ini siapa lah, saya tidak bisa meminta-minta Presiden tetapi Presiden juga meminta pertimbangan tidak seperti kita Mas Kurnia ditanya kemudian bereaksi. Dia mengumpulkan informasi dan harapannya informasi itu informasi yang tepat sehingga bisa menyelamatkan 75 orang ini,” ujar Giri.
Acara tersebut berlangsung sekitar 40 menit, namun Firli juga tak kunjung hadir di ruang wartawan Gedung Merah Putih KPK. [Wis]