Koran Sulindo – Banyak orang kaget dan heran ketika jajaran kepemimpinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada April 2016 memutuskan untuk mengeluarkan Fahri Hamzah dari keanggotaan partai tersebut. Itu artinya, posisi Fahri sebagai Wakil Ketua DPR tanpa ada dukungan partai politik, dalam hal ini PKS.
Fahri tak terima. Ia menggugat ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Fahri juga mengadukan sejumlah petinggi PKS, termasuk presidennya, Mohamad Sohibul Iman (MSI).
Pada Desember 2016, hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memenangkan gugatan Fahri dan menyatakan pemecatan Fahri oleh PKS tidak sah.
Giliran pihak PKS tak terima. Mereka mengajukan banding. Namun, di tingkat banding, PKS kalah juga. Jalur kasasi pun ditempuh. Dan, sampai sekarang, Mahkamah Agung belum mengeluarkan putusan terkait kasasi tersebut.
Lalu, pada Kamis kemarin (1/3), Presiden PKS MSI mengeluarkan pernyataan kepada wartawan yang memancing respons Fahri. MSI mengatakan hal-ihwal perseteruan PKS dengan Fahri. Awalnya adalah keinginan MSI merotasi Fahri dari posisinya di DPR, 20 Oktober 2015.
Diungkapkan MSI, dirinya mengatakan langsung ke Fahri bahwa Fahri tidak cocok sebagai Wakil Ketua DPR, yang merupakan posisi etalase tertinggi PKS. “Etalase tertinggi PKS hari ini kan pimpinan DPR, karena menteri enggak punya, kan,” tutur MSI di hadapan wartawan.
Rencananya, MSI akan memindahkan Fahri ke alat kelengkapan lain di DPR. “Sudah kami sediakan di BKSAP. Ini bulan Oktober tanggal 20,” kata MSI. BKSAP adalah singkatan dari Badan Kerja Sama Antar-parlemen.
Fahri, menurut penuturan MSI, menyetujui keinginan MSI dan bersedia mematuhi keputusan partai. Namun, masih kata MSI, Fahri meminta tidak langsung dicopot dari kursi Wakil Ketua DPR karena masih memiliki tugas muhibah ke luar negeri, yang telah dijadwalkan jauh hari sebelumnya. “Terus dia bilang, ‘Siap, Ustaz.’ Itu benar-benar kader PKS, asli itu. ‘Siap, Taz, sami’na wa atha’na, saya siap mundur dari pimpinan DPR. Terserah saya nanti ditempatkan di mana, yang penting saya tetap berada di PKS. Tapi, saya sudah punya janji sebagai pimpinan DPR, mau muhibah ke sana-ke sini-kemari, tolong izinkan saya sampai pertengahan Desember.’ ‘Silakan,’ kata saya,” demikian MSI menjelaskan.
Ternyata, lanjut MSI, Fahri tidak memenuhi janjinya. Pada Desember 2015, Fahri terus-menerus membuat alasan agar tidak dilengserkan dari posisi Wakil Ketua DPR. Memang, sesuai Undang-Undang MD3, fraksi berhak mengatur kader-kadernya di alat kelengkapan DPR, termasuk di kursi pemimpin DPR. “Begitu masuk Desember mulai, enggak mau. Apa itu bukan bohong? Bohong itu namanya dan membangkang namanya itu,” ungkap MSI lagi.
Fahri ternyata menanggapi pernyataan MSI itu lewat cuitan di akun resmi Twitter-nya, Jumat dini hari (2/3). Ia membuat beberapa cuitan dengan tanda pagar #TuduhanMSI, dengan tembusan ke akun MSI resmi di Twitter.
“Sebelum istirahat sejenak, saya akan tanya langsung ke @msi_sohibuliman yg sangat fasih bercerita ke media soal saya #BohongDanMembangkang: dari semua cerita saudara, sebut 1 saja yg saudara alami langsung sehingga berani bersaksi. Satu saja. Saya tunggu sampai besok sore,” tulis Fahri.
Dalam cuitan berikutnya, Fahri kembali menegaskan, karena MSI sudah berani menuduh dirinya berbohong dan membangkang, dirinya meminta satu saja peristiwa itu, yang MSI melihat, mendengar, dan mengalami langsung kejadian perkara; kapan dan di mana peristiwa itu terjadi. Menurut Fahri, itu syarat kesaksian dalam hukum positif dan syariat agama.
“Jika dalam tempo 24 jam @msi_sohibuliman tidak bisa membuktikan semua tuduhannya maka tentu selain membenarkan dugaan saya bahwa teriakan #huuu #KaderPKS itu adalah pertanda batalnya wudhu imam dan konsekuensi selanjutnya adalah mundur atau dimundurkan. #TuduhanMSI,” demikian cuitan Fahri.
Sebelumnya, pada Kamis malamnya, merespons seorang pemilik akun Twitter yang mencantumkan cuitan mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring, Fahri mengatakan, “Mereka marah karena transaksi mereka dengan penguasa gagal total… kader tidak sudi ikut skenario mereka… diteriaki #huuuuu….”
Bukan hanya itu. Ketika ada pemilik akun Twitter yang meminta Fahri berdebat dengan MSI, Fahri mengatakan, “Suruh mereka ngumpul semua, saya akan datang sendiri… hanya bersama staf yg bawa tas dokumen bukti yg membuat mereka dikalahkan pengadilan 2 kali… sebutkan kapan dan di mana….” [RAF]