Sergey Beseda merupakan tokoh kunci di balik serangan Rusia ke Ukraina. (Sumber: Pulitzer Center)

Jakarta – Pejabat AS dan Rusia akan bertemu pada Senin (24/03/2025) di Riyadh, Arab Saudi untuk membahas upaya menjaga keamanan pengiriman barang di Laut Hitam.

Ajudan Presiden Rusia Yuri Ushakov mengumumkan hal tersebut setelah mengonfirmasi adanya percakapan antara dirinya dengan Penasihat Keamanan Nasional AS Michael Waltz.

Pembahasan mengenai pengiriman barang mungkin berkaitan dengan pelaksanaan gencatan senjata maritim di Laut Hitam, serta gencatan senjata penuh dan perdamaian permanen di Ukraina, seperti yang Gedung Putih sebutkan pada Selasa (18/03/2025) lalu.

Ushakov mengatakan Ketua Komite Urusan Internasional Dewan Federasi Grigory Karasin dan Penasihat Direktur Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) Sergey Beseda akan menghadiri pertemuan bilateral tersebut.

“Mereka adalah negosiator yang benar-benar berpengalaman, sangat memahami isu-isu internasional,” katanya, seperti dikutip dari kanal Telegram Kremlin News.

The Guardian menggarisbawahi bahwa Beseda merupakan seorang mantan kepala direktorat ke-5 FSB yang memainkan peran kunci dalam perencanaan Operasi Militer Khusus Rusia ke Ukraina pada tahun 2022.

Beseda mengawasi operasi intelijen di Ukraina dan mengatur perekrutan kolaborator sebelum serangan.

Inggris yakin Beseda telah mendapatkan tugas untuk mencoba merekayasa kudeta di kota-kota besar Ukraina segera setelah pelaksanaan Operasi Militer Khusus.

Kemungkinan rencana awalnya adalah Rusia akan menyerang target-target militer di Ukraina, mengepung Kyiv dan kota-kota besar lainnya, dan setelahnya anggota-anggota FSB akan mencoba menempatkan para pemimpin pro-Rusia di dalamnya.

Tidak ada bukti spesifik yang dapat membenarkan rencana dua langkah tersebut, namun Inggris tetap menganggapnya sebagai skenario invasi utama yang ditujukan untuk “perubahan rezim” di Ukraina, di mana Rusia akan berusaha menghindari perang kota yang berdarah dan berisiko tinggi.

Sementara itu, The Kyiv Independent menyebut Beseda juga memberikan informasi kepada Putin tentang perkembangan politik di Ukraina menjelang pelaksanaan Operasi Militer Khusus.

Namun informasi intelijen yang diberikan oleh Dinas ke-5 ternyata tidak akurat dalam banyak hal ketika perang besar-besaran dimulai. Berdasarkan intelijen ini, otoritas Rusia yakin bahwa pasukannya tidak akan menghadapi perlawanan serius di Ukraina.

Irish Independent melaporkan bahwa Putin menetapkan Beseda dan wakilnya, Anatoly Bolyukh, sebagai tahanan rumah pada Maret 2022 atas alasan tersebut.

Beseda mengundurkan diri sebagai kepala direktorat ke-5 FSB pada Juni 2024. Ia digantikan oleh Alexey Komkov dan diangkat sebagai ajudan Alexander Bortnikov, kepala FSB. [BP]